Senin, 29 September 2014

LOVE SOVIA 5 [Last]

“Anak ku sayang…. kamu kenapa?? ” tanya ku.

“ Ada apa dengan mu naak…??, “ceritalah sama kami sayang”. timpal istriku dengan suara agak parau. Nampak jelas rasa kekhawatiran di wajahnya.

Kemudian ia kembali diam. Ku rasa ia masih mengeluarkan air mata, butuh beberapa sepersekian detik baginya mengambil jedah. kemudian mengerakkan mulut, mengeluarkan suara.

“Ayah….ibu…”. terimakasih banyak atas doa dan dukungannya selama ini…”,  hari ini, putri kalian ini menemukan titik terang dari sebuah yang bernama ‘Impian’, (yang rasa-rasanya mustahil terwujut, oleh keluarga semiskin kita).

“Maksutnya sayang?” Tanya ku.

“Ayah tahu sebuah gambar yang terpajang di dinding kamar ku?” gambar itu adalah gambar seorang putri kerajaan nan cantik jelita, dan seorang raja nan Gagah berani, dilengkapi dengan ornamen-ornamen kerajaan megah bangsa Inggris zaman dahulu”. aku sadar gambar itu tidaklah cukup cantik, layaknya pesona putri kerajaan. tapi cukup lucu bukan…?
” . dalam isak tangisnnya, ia juga terdengar sedikit tertawa haru .

“Ibu…ayah.. ..” aku masih ingat, kala itu aku masih Sekolah Dasar sekitar sepuluh tahun yang lalu. karena kekuranganku ini (bagian kepala penuh penyakit kurap; berbau anyir). aku tau ibu bakal akan sedikit marah-marah padaku, berhubung penyakitku yang tak pernah ku mengerti, aku juga harus terpaksa masuk kedalam kamar nan sepi (tampa kawan) hingga beberapa jam, berdiam diri tidak boleh keluar kamar sebelum teman-teman kakak Rifan atau putri pulang.

Ibu tau? saat itu Sovia hanya bisa menangis, setelah ibu melontarkan nada-nada yang cukup tinggi kepada ku, itu terjadi untuk dua atau tiga hari pertama. Dan untuk seterusnya akhirnya Sovia mengerti, apa yang mesti Sovia lakuin. Yah… melakukan sesuatu yang buat ibu tidak marah-marah lagi,  lain hal yang kemudian Sovia lakukan adalah “menghibur diri”. Entah kenapa saat itu menggores-goreskan alat tulis diatas kertas menjadi sesuatu cara yang menyenangkan  guna menyatakan apa yang ada di pikiranku, dengan itu aku akan tenang dengan sendirinya, pastinya merasa terhibur pada hasil goresan-goresan itu.



 Entah datang dari mana sebuah pemikiran tentang sesuatu yang bernama cita-cita (Impian)muncul kekepala bocah kecil seperti Sovia dulu. Dimana suatu saat “Sovia akan pergi ke lukisan itu”, disana ada kerajaan yang begitu  megah, ada sang putri yang cantik, didampingi oleh seorang Raja nan tampan. Kerajaan atau bangunan megah itu dilengkapi ornamen-ornamen nan menawan hati.

Yah.. sebuah imajinasi yang tak pernah sovia bayangkan waktu itu. yaitu Pergi menuntut ilmu  ke Negeri Ratu Elisabet  (Inggris), dimana ada kerajaan dan bangunan megah itu berada.

Itu lah impian kecil ku bu….”


ia kembali diam dan menagis terisak. Aku yang sedari tadi terdiam terpaku mendengarkan penjelasan Sovia Lewat handphone yang ON speaker itu. tiba-tiba istriku menagis merangkul ku.

“Sov… Sovia ….maafkan ibu sayang” lirih istriku. Merasa bersalah.
“Sovia sayang ibu…,  jangan menangis lagi,” “tak ada sovia menaruh dendam sedikit pun dihati ini buu”..

“ Buuu….. “  hari ini impian kecil sovia tersebut bakal terwujud,”
Sovia mendapat beasiswa undagan  untuk belajar di ”London College of Fashion (London-Inngris)”.

ia sedikit terbatah-batah mengucapkannya, aku tau itu tandanya ia menghadapi sesuatu yang mengharukan dalam hidupnya. Hati ku tiba-tiba bergetar bagaikan garputala yang bergetar luar biasa, cukup lama setelah di ketukkan ke suatu benda. Perasaan ku yang bahagia, haru, sedih, rasa bersalah, bercampur menjadi satu kala itu.

Lembaga pendidikan Palie Studio ternyata bekerja sama dengan kampus Fashion ternama di Inggris itu. berhubung beberapa alumni Palie Studio datang bekunjung beberapa bulan yang lalu, ia tertarik dengan prestasi seorang anak muda yang bakal menjadi desaigner hebat. pola rancangan busana yang khas, ditambah karya-karya Sovia saat bekerja paruh waktu di sebuah Galery. Mereka terpikat, kemudian mereka merekomendasikan Sovia sebagai didikan Palie Studio dalam program beasiswa.


 “Sovia akan belajar London Inggris buuuu….” (T_T)  Ucapnya penuh haru.

Setelah mendengarkan penjelasan dari gadis pincang kami itu, yang tak pernah kami  bayangkan sama sekali. Aku dan istri seketika langsung sujud Syukur, di ruangan rumah tua itu.

suara tangis haru istriku pecah seketika, atas kabar gembira malam itu. terimakasih ya Alloh.
***
Masih membekas di benak ku, hari itu tanggal 10 Oktober, saat dimana Sovia sudah enam bulan menempuh pendidikan di Inggris. Aku dan istri sekali dua minggu atau paling tidak sebulan sekali masih rutin berbalas-balasan Email dengan Sovia yang jauh disana. Sedangkan Rifan menyisakan masa tahanan dua tahun lagi.

Siang itu adalah jadwal si bungsu kami (Putri) pulang kerumah, ia bakal agak lama dirumah karena masa libur smester. Kali ini ia pulang dengan sebuah mobil Toyota Fortuner putih (mewah) dan membawa beberapa orang temannya, aku tau itu mobil temannya yang kaya raya. Nampak mereka banyak membawa barang bawaan, berupa ransel gunung besar-besar dan beberapa perlengkapan pendakian lainya. Aku sudah bisa menyimpulkan mau hendak kemana mereka.

Putri berinisiatif menampung beberapa teman perempuannya dirumah selama satu malam sebelum, besoknya ia bakal naik gunung bersama teman-temannya tersebut.

entah kenapa ada sesuatu yang menahanku saat Putri mohon izin untuk pergi naik gunung yang mereka rencanakan. Anak tomboy itu beralasan untuk refresing (mumpung libur smester). Akhirnya aku dan istri mengizinkannya untuk pergi esok hari, walau hati ini agak berat entah kenapa. Teman-teman Putri malam itu nampak menikmati suasana, sepertinya dari gaya dan tingkah laku mereka. ‘pesta malam’ adalah hal yang kerap mereka lakukan, tentunya mereka berasal dari keluarga berkeuangan lebih mapan.

Malam itu mereka membuat Api unggun didepan rumah kami, mereka menghabiskan malam dengan nyanyian ala anak muda tak jelas, karena masih terngiang-ngiang di telingaku  dari kamar kami.

Hingga larut malam, aku dan istri membiarkan mereka. Dimana sebelunya aku menginstruksikan sebelum jam dua belas mereka harus menyudahi, dan masuk kedalam rumah kemudian istirahat. Sovia dan teman-temannya juga memasak beberapa makanan dan beberapa minuman, mereka sedikit berteriak-teriak senang,  tertawa, bernyanyi, bercerita, jingkrak-jingkrak, menari.

diam-diam mereka sesaat setelah kami tinggalkan mereka, dan memutuskan untuk tidur. Mereka  membuka sebotol Bir, “ini dia sebagai penghanggat malam kita” sahut salah satu dari mereka.

Putri yang sedari tadi bolak balik  dapur-halaman, halaman-dapur . ia membawa berbagai masakan cepat saji, instan. malam semakin larut tak hayal mereka (Putri dan 3 orang temannya) juga larut dalam suasana malam mereka, tak lama watu berselang. Dari depan halaman rumah tirlihat semacam asap mengempul seperti bersumber dari ruangan belakang. Putri yang sedikit mabuk kaget dan berlari kedalam rumah , lalu ia berteriak-terik mintak tolong”.

aku dan istri terbangun, kaget berlari ketengah-tengah rumah, asap sudah memenuhi seluruh ruangan. api mulai menyala dibagian sudut dapur” tepat di area kompor yang lupa Putri matikan. Aku sunggu panik saat itu, istri keluar rumah kemudian histeris mintak tolong ketetangga.

teman-teman putri yang setengah mabuk menyelamatkan barang-barang rumah yang kira-kira  masih mungkin bisa  diselamatkan. sedangkan Putri masih terkurung, ia kemudian diam tampa suara, pinsan karena kepulan asab. aku berlari ke area dapur dimana Putri tampat suaranya terakhir minta tolong.

Sulit bagi ku untuk menentukan posisinya. Api sudah mulai memebesar dimana-mana, perabotan berbahan kayu mulai di lahap api, bahan bahan batik pun begitu mudah di makan sijago merah. tetangga berbondong- bondong ikut membantu menyiramkan air ke area toko batik yang apinya semakin membesar itu. sebagian yang lain memebantu mengeluarkan barang-barang rumah, dan beberapa orang membantuku menyelamatkan anak ku Putri dari ancaman maut api yang menghanguskan.

Aku nyaris pustus asa, aku tidak bisa bergerak bebas karena asap yang sangat tebal dan beberapa potongan potongan bangunan berjatuhan dari plafon rumah. Tapi demi seorang anak, tampa fikir panjang aku menerobos ke area belakang, dekat kamar mandi yang sebagianya sudah habisnya di lahap api. Disana ku melihat sebagian badan Putri, ia lemas tak berdaya. Ia juga terhimpit oleh puing kayu yang terbakar.

Ia masih pinsan, secepat mungkin aku mendekati membebaskannya dari potongan sisa bangunan itu kemudian mengendongnya keluar ruamah. diluar sudah terdapat tiga mobil pemadam kebakaran, dengan kerja sama yang baik, Alhamdulillah dua puluh lima menit kemudian api berhasil di padamkan. Toko dan ruangan produksi batik habis terbakar (90%), rumah terbakar (50%), semuanya terjadi terasa begitu cepat. di rentang waktu yang begitu singkat, siapa yang menyangka.
“Astafirullohhalazim”.
Sementara itu si bungsu (Putri), langsung ku larikan kerumah sakit terdekat. rambutnya sebagian besar terbakar, kemudian bagian wajah dan leher juga mengalami luka bakar sebesar 25%, tapi satu hal yang terpenting Ia selamat.”Alhamdulillah”.

Semejak cobaan malam itu, aku, istri dan Putri sementara waktu [dalam jangka waktu yang tidak ditentukan] tinggal dirumah family istri. dimana mertua ku atau ibu istriku tinggal disana semejak rumahnya yang terbakar itu kami tempati.

Kini toko batik keluarga hanya tinggal nama, ku urungkan pikiranku tentang yang namanya batik. bisa dikatakan ini adalah troma, dari tekanan hidup yang begitu besar. enam bulan kemudian, Sovia terbang kembali ke Tanah Air, setelah satu tahun lebih berada di London-Inggris. Mengenai musibah kebakaran tak sangub aku memberi tahunya. karena tak lain, takut konsentrasinya dalam menimba ilmu dan pengalaman di Negeri orang menjadi terganggu.

Rasa bahagia, sedih, haru menjadi satu saat ia pulang menemui kami. melihat  kondisi kami yang sangat mengkhatirkan; anak dalam kondisi sakit, usaha habis, rumah masih tergadaikan, hutang dimana-mana. Lengkap sudah.

Ini titik terendah dari perjalanan hidupku dan keluarga, cobaan begitu banyak, terasa begitu berat. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuatku tetap bertahan, yaitu:“keluarga”. selama keluarga masih ada, aku akan tetap berbuat sesuatu, InsyAllah ada jalan.

Semenjak Sovia pulang dari negeri Ratu Elisabet, dengan segenap kemampuan dan pengalaman yang memadai, serta memiliki partner yang oke, punya kenalan desaigner-desaigner berpengalaman. ia lulus dari Palie Studio dengan nilai terbaik.

Bersama  dengan seorang sahabat baiknya [punya dana usaha] mereka bekerja sama untuk membuat sebuah “Galeri” kemudian membuat sebuah “Brand” khusus, agar bisa dikenal mudah oleh banyak orang.

Ia dan satu orang rekan kerjanya menjalankan strategi usaha dengan baik dan kemudian fokus, ia juga saling berkolaborasi dengan rekan-rekan disaigner lain. Dan pada akhirnya sovia memutuskan membuat nama Brand sendiri untuk galeri nya dengan nama:
 *-- “LOVE SOVIA”--*

Dari waktu ke waktu. perlahan tapi pasti --“LOVE SOVIA”-- semakin dikenal banyak orang, dikenal banyak desaigner lain. Dengan menghasilkan karya seni desaign yang modern, indah (sesuai selera konsumen), pelayanan terbaik, dan strategi pemasaran yang tepat. Sovia terus belajar dari waktu kewaktu tanpa henti, tidak mudah merasa puas. ia juga belajar dari siapa saja. Ia menikmati pekerjaannya sebagai disaigner sekaligus sebagai pengusaha muda.

Satu tahun kemudian usahanya semakin berkembang dengan melakukan banyak inovasi-inovasi baru. Dalam program bekerja sama yang baik, ia juga ikut berperan penting dalam berbagai pameran-pameran karya disaign busananya Indonesia. Pameran-pameran penting itu secara nasional seperti -Indonesia Fasion Week-, -Jakarta Islamic fashion week-, -Peragaa busana Jakarta- dan lain-lain.

Profesinya kian bertambah, ia dikenal banyak orang sebagai Profesional yang menginspirasi, ia sering diundang dalam acara pelatihan-pelatihan disaign tata busana, Pembicara seni gambar, dan sebagai Pembicara pelatihan kewirausahaan.

Akhirnya usaha batik ku yang sempat mati, kini mulai di jalankan lagi dari awal. ya tentu saja Sovia yang menjalankan usaha produksi batik tersebut. Sovia mengubah total strategi usaha, ragam jenis batik yang kami produksi, dan style batik yang menarik, khas, unik , dan  desaignnya disesuaikan dengan selera konsumen. Dengan disaign yang oke dan strategi pemasaran yang benar, akhirnya usaha batik mulai kembali dikenal banyak orang. Sovia juga mengkolaborasikan bahan batik sebagai ciri khusus di --“LOVE SOVIA”-- , dimana bahan dasar kainnya kami yang memproduksi sendiri secara tradisional. ini sebagai ciri khas produk.

Dua tahun kemudian, Love Sovia sudah buka cabang di dua belas kota besar di Indonesia. akhirnya rumah kami yang sempat tergadaikan sudah dapat di miliki lagi, begitu juga dengan hutang piutang di Bank, tentangga, sanak family sudah terlunaskan 100%. Sebagai hunian baru Sovia membeli rumah mewah untuk keluarga besar, di kawasan Kemang [perumahan mewah].

Siapa yang menyangka??  usaha batik yang menghidupi keluarga puluhan tahun lamanya dari turun-temurun itu. kini di warisi oleh seorang anak yang dulunya dianggap Aib bagi keluarga. Ya, dialah Sovia Yonelia Pratiwi--  si gadis pincang dan buruk rupa, kepala berkurap (amis, bau’), yang dulunya menjijikan itu. dan pada akhirnya, menjadi inspirasi bagi keluarga, menjadi sosok inspirasi bagi banyak orang. ia  berhasil merubah banyak hal, dari keadaan keluarga yang terpuruknya amat sangat dalam. ia menjadikan hobinya menjadi suatu Keahlian, dan menjadikan keahlianya sebagai Profesi. ia menikmati pekerjaanya sebagai disaigner sekaligus pengusaha muda.



Sovia membuktikan, kekurangan fisik tidak menghambatnya untuk terus menjadi diri sendiri. Berusaha untuk menjadi yang ia cita-citakan, dan menariknya “ ia bisa menciptakan sesuatu yang keren dari dirinya”.

Sesunguhnya setiap manusia dilahirkan kedunia, selalu membawa sesuatu yang unik yang bisa di kembangkan (disamping adanya kekurangan, yah.. itu wajar wajar saja). Dan disaat mempunyai suatu ke inginan atau impian, jangan sesekali memaksakan untuk mengujudkannya ke anak-anak. Biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri, berkreasi sendiri dimana mereka bahagia dan sepenuh hati melakukannya, kita sebagai orang tua tungasnya mendampingi dan menjadi sahabat bagi mereka.
 Bila mereka punya kelebihan, pujilah sekedarnya karena kelebihan itu bisa saja akan sirna dalam sekejab. Dan jika mereka ada kekurangan bahkan terkesan “Aib” , maka sikapi lah itu sewajarnya, jangan berlebih-lebihan dalam membenci, karena bisa saja di hari depan ia menyelamatkan.

Rifan setelah keluar dari dari tahanan, ia belajar aktif sebagai pimpinan bagian produksi usaha batik. Akhirnya ia sadar, dahulu tampang yang ia bangga-banggakan kini hanya bersisakan bekas-bekas luka di wajahnya. ia nampak bersahaja dan sangat dewasa atas hukuman yang dijalani.

Sedangkan si bungsu (Putri) yang dulunya di puja-puji kareana kecantikannya. kini meninggalkan bekas luka bakar diwajahnya (pasca kebakaran rumah). dengan ilmu Pemasaran yang ia miliki saat diperkuliahan, ia mencoba mengaplikasikan ilmu tersebut dalam memasarkan produk batik kami. Sekarang ke tiga patra putri kami bersatu dalam membangun sebuah usaha produk asli nenek moyang Indonesia yaitu –“BATIK”-.

Rasa kesepian ku dan istri kini sudah berahir, kami berkumpul kembali dalam kondisi bahagia mengharukan dimana suatu titik yang begitu ku rindu-rindukan, dalam jangka waktu yang amat lama.
 *“Maka nikmat tuhan mu manalagi yang kau dustakan”. 

 -------
Dikala sair-sair cinta mendayu memecah sepi
Dikala cinta membuat ku termanggu melayang jauh
Dilema rindu akan senyum merona mu menyambut pagi
Dikelam malam bertaburkan bintang berharap kau ada disisi

-------
Ku ingin kau terbang tinggi ke angkasa walau harus melawan kuatnya deru angin
Ku ingin kau belajar tentang sesuatu yang membuat mu lebih berdaya guna
Ku ingin kau ahli dalam mendengar siulan-siulan dari relung hati yang paling dalam, hendak kemana ia?
Ku ingin kau mencintai apa yang menjadi ketetapanmu, dan melupakan keluh kesah itu walau mereka mengira itu begitu hina 
-------

****
Lamunan ku pecah seketika, karena kehadiran seseorang bocah kecil lucu. tiba-tiba.. merangkul pundak ku dari belakang. album biru usang itu ku rapikan kembali. kemudian meladeni” bocah kecil lucu itu… :)

“wwahhh….. cucu kakek, baru pulang ya?””, sini duduk sama kakek” godaku.

“kakek kenapa?? Kok kaca matanya basah?? ..Ucapnya lugu. kemudia duduk di pelukan ku, kemudian memain-mainkan pergelangan tangan ku, nampak kulitny sudah makin kriput.

Aku perlahan menyeka sisa sisa cairan bening yang masih tersisa di mata dan kaca mata ku, denga sehelai sapu tangan coklat yang baru saja ku keluarkan dari saku jacket sebalah kanan ku.

“nngak kakek ngak kenapa-napa”.. kemudian ku kagetkan bocah itu dengan gelitikan secara mendadak. Dibagian perutnya, ia pun tertawa terbahak-bahak mintak ampun.

Ia adalah cucu pertama di keluarga kami, namanya Farid. Ia  putra pertama Sovia, Sovia akhirnya berjodoh dengan teman se SMAnya. setelah menamatkan pendidikan diperguruan  Negeri Islam Negeri, ia juga seorang pengusaha muda.

“ehh…. Ngomong-ngomong tadi di sekolah belajar apa sayang??

“adha dech … “rahasia” jawabnya kemudian kembali tertawa.

“farid dan teman-teman tadi belajar di sekolah tentang “biodata”..
kemudian ditulikan di buku dengan pensil warna-warni. Katanya dengan polos.

Dengan semangat ia membuka tas ransel bergambar spongbobnya, dan mengeluarkan buku catatan lucu yang sudah berbekas lipatan sana sini.

“kakek coba lihat ini, Farid sudah bisa menulis lho” ia mulai muji diri sendri.

Tiba-tiba terdengar suara dari lantai bawah. “sayang cepat ganti bajunya” jelas itu suara Sovia.

“iyaa… ummi “ sebentar yah kek. “

“ya sudah sana ganti bajunya” ku pelan memukul pantatnya . Kembali secangkir teh yang sudah semakin dingin itu ku seduh.

Iseng-iseng ku buka lembaran buku, cucu ku yang ganteng berumur 5 tahun itu.

Huruf hufurnya nampak tidak beraturan, tapi bisa dibaca. Setiap barisnya punya warna-warna yang berbeda.

Ada satu point yang menyita perhatian ku, anda mau tau apa??  :)
Ini dia;
- …………      : ……………
- umur              : 5 tahun
- CITA-CITA  : AKTOR FILM
- …………      : …………..

Mengenai cita-citanya, menggodaku untuk tersenyum hingga beberapa menit dan mengodaku untuk kembali berimajinasi tentang sebuah cita-cita ku (read; modeling, actor film. ^_^

……….

TAMAT

Terimakasih telah membaca :)

By: Farieco Paldona Putra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar