Sengatan terik
matahari makin terasa di daun telinga. Seluruh pelataran, tangga, teras-teras
prambanan tak lengang dikunjungi oleh banyak orang, semua kalangan. anak-anak, remaja, orang
tua para turis-turis juga tak luput didalamnya. Dua jam lebih cukuplah membuat kami lelah naik-turun menikmati semua ini dari candi ke candi. Memerhatikan bebebalok yang
indah itu, entah bagaimana cara semua ini begitu rapi dan ditail, tentu saja semua ini dibangun ditengah serba keterbatasan teknologi jaman dulu.
Mendekati adzan sholat jumat kami
berlalu melintasi pelataran diantara bangunan tua itu. matahari terasa begitu
terik sekali, lama-lama cukuplah membuat belang kepala-kepala plontos kami. Ditengah keramaian,
disela-sela jepretan para pengunjung di penjuru tempat ini, semakin menandakan begitu
berartinya warisan sejarah ini bagi kita dari generasi terdahulu. lantas dari kita saat ini, apa yang akan kita wariskan kegenasi setelah kita? "Sesuatu" yang bisa mereka kagumi dalam
hidup mereka. Sebagai bentuk lain dalam mengenang keberadaan generasi kita saat ini kawan. Kami juga sama
persis merasa seperti itu, semua ini begitu berarti harus dijaga dan dilestarikan.
Menuju jalan
keluar kita akan mendapati sebuah mesjid, disanalah kami sholat. Ohya disamping
pintu keluar wilayah Candi kita kan melintasi lokasi yang umum ditongkrongi
oleh para pengunjung yang sudah lelah berwisata mata kesana kemari.
Kamu tentu tau
wisata apa selanjutnya! :D. yap…bener sekali. "Wisata kuliner". Gerbang keluar kita akan menemukan hamparan meja makan
dan minum yang berjejer panjang sekali (menurut saya) satu banjar panjang.
Disini kita akan ditawari daftar makanan khas dan minuman yang beragam, begitu
juga dengan harganya, Cukup murah. Siap makan, di pintu keluarnya lagi kita akan sampai wisata berikutnya yaitu "Wisata
cendramata". nah disini sangat menyerupai pasar tradisional banget, tapi
isinya adalah hampir semua jenis yang berhubungan dengan Yogyakarta, mulai dari kaos, batik, sepatu, sandal, gelang, alat
musik, mainan kunci, makanan dan banyak lagi jenis yang lainnya.
Mengunjungi
pasar cedramata kami sudahi .Kami lanjutkan
perjalanan berensut meninggalkan Roro Jongrang
itu. hujan mulai turun dari langit, awan kelabu berarak menemani kami melintasi
pinggir jalan menuju halte bus. Jejak langkah selanjutnya adalah jalan
yang paling fenomenal (menurut saya) di Jogja, yaitu Malioboro. Malioboro adalah nama sebuah jalan di tengah kota Jogja, dekat dengan gedung pemerintahan, perbelanjaan
makanan dan pasar tradisional yang masih sangat kental keberadaanya.
****
Trans Jogja
memberhentikan kami beberapa meter saja sebelum stasiun KA Jogja kota. Jalan
ini adalah tempat "pejalan kaki" kota terFavorit versi saya, berada diposisi teratas. tentu saja pelataran
pejalan kakinya lebar banget, bersih dan teratur. Perlahan tapi pasti kami kembali
bertebaran menggerayangi jejalanan kota yang dikenal "kota pelajar" ini. Perlintasan stasiun kereta jelas mulai tumpah oleh manusia berlalu lalang.
Ditengah
keramaian kami tetap mendokumentasikan lokasi-lokasi yang kami anggap
sensasional dimata. Dan spesial bangi orang-orag tentang kota Jogja. Kota ini
juga dikenal sebagai kota pasar tradisional memikat hati. tepat dipenyeberangan
rel kereta kita akan disambut oleh jalan yang paling terkenal di jogja ini yaitu
jalam Malioboro. Sebetulnya jalanan
ini sama seperti jalan pada umumnya, hanya saja jalan dua lajur tersebut selalu dipadati oleh orang berlalu lalang sepajang
waktu. Di jalan Malioboro ini banyak sekali terdapat tempat wisata kuliner,
termpat berbelanja pakaian, dan makanan, tak lupa jug makanan-makanan kecil
dipinggir jalan. Buat asik suasana sore bukan? ^_^.
Ada beberapa
soal yang cukup menarik perhatian saya disepanjang jalan ini. yang pertama
adalah soal Kenyamanan. saya
termasuk orang yang suka sekali berjalan kaki (daratan, gunung, pesisir pantai)
ada hal-hal baru yang saya temukan saat menelusuri suatu tempat. ada
perbandingan rasa yang berujung kata syukur kala memandang orang-orang baru,
tempat-tepat menabjubkan, dan itu adalah sudah menjadi kebutuhan bagi saya sebagai makluk sosial, barangkali kamu juga
demikian adanya. Kenyamanan sepanjang jalan Malioboro yang pertama adalah Musik, jika kamu lebih mengamati dan memerhati
suasana jalan ini, maka kamu akan menedengar suara musik yang asik. Tiang-tiang
lampu jalanan tersedia spiker (alat pengeras suara) musik yang dapat menghibur
para pejalan kaki di sepanjang trotoar lebar itu. selain itu di bagian-bagian tertentu juga ada kelompok-kelompok anak muda yang memainkan alat musik di pinggir jalan. khas, berjiwa seni, kreatif dan menarik.
Kedua yang
menarik adalah Budaya, tak salah kota Jogja ini di juluki kota
seni dan budaya. Kota yang tak meninggalkan nilai-nilai kebudayaan ditengah
arus serba kemodernan. ada terasa nada-nada harmonisasi antara nilai budaya dan
nilai kemajuan jaman, keduanya saling mengimbangi. Jasa transportasi disepanjang
jalan ini masih dipenuhi becak-becak sepeda ontel unik dan tradisional. dengan Segenap sikap
yang bersahaja "mereka" siap mengantar
para pengunjung mengitari kota. tak ubahnya bak taksi-taksi kuning ditengah
kota Time Square USA ^_^. Kota jogja Modern
tapi ketradisionalanya masih terjaga hingga sekarang.
Ketika kami melewati
gerbang kantor Gubernur Istimewa Yogyakarta. Ternyata sore ini adalah sore yang
spesial, spesial karena ada pameran dan karnaval karya-karya berbagai komunitas
dalam rangka memperingati hari ke Kratonan daerah istimewa Yogyakarta.
Kerumanan
manusia tak ubahnya macam pasar disepanjang jalan Malioboro itu, bak lautan
manusia yang haus akan uniknya pertunjukan seni negeri ini. ini lah sesi yang
saya suka dalam tahap perjalanan ini, melihat budaya orang lain dari sudut
pandang yang berbeda. manikmati raut-raut wajah-wajah mereka yang berupaya
memepertahankan nilai budaya hingga detik ini. berseragam tradisional, menyanyikan
dendangan berirama khas yang diajarkan dari generasi sebelum mereka (leluhur mereka). semangat
melestarikan budaya semacam itu sungguh mampu membangkitkan tekat dihati.
Kami terus
mengikuti arakan-arakan berbagai bentuk tari dan beragam karakter unik itu, ada
burung elang, mongster, nenek sihir, topeng raksasa, ayam dan sebagainya. Perayaan
yang diadakan sekali setahun ini berlangsung sangat meriah. Ditengah keruman
orang-orang selalu terselip potrekan dari mereka yang kagum akan kreatifitas
didepan mata mereka.
Ketiga hal
yang membuat saya semakin kagum pada daerah istimewa Yogyakarta ini adalah keramah
tamahan, Toto kromo yang baik.
buktinya adalah disaat kami berfoto diantara kerumunan ada yang tersengol tak
sengaja oleh injakan saya, sebelum kata maaf terucap malah mereka yang
berekpresi merasa bersalah dan bilang “monggo..
mas.. monggo..!, sambil ia tersenyum. Sama halnya dengan para tukang becak yang pintar melayani dan menawarkan
jasanya antar jemput.
Jika kita teruskan
jalan hingga kepengujung jalan ini, kita akan akan menemukan persimpangan
dimana terdapat salah satu Bank bangunannya unik, diseberangnya juga terdapat
kantor pos berbangunan tua jelas ini adalah tipe bangunanan peningaln kolonial belanda. Waktu pun berada
pada penghujung sore, saatnya menelusuri sudut-sudut kota mencari losmen murah
untuk tidur bersama malam ini. Bermalam di kota Jogja kota pelajar kota yang
asik buat manusia-manusia semacam kami "sang
pejalan kaki". menikmati budaya negeri ini, memahami tentang "keseimbangan". Keseinbangan antara budaya
dan manusia berdampingan harmonis ditengah jaman Ternologi dan kemoderatan
tampa batas.
Malam tetap
begini, seperti malam-malam sebelumnya langit yang tadi menguning seburat
pancaran dari ufuk barat dengan perlahan tapi pasti pun hilang, mengisaratkan
enggan untuk kembali.
Disini tempat ku menatap berbagai hal berbeda dari hari ke hari. Tetap bersabar dalam perjalanan, merasakan dendangan melodi-melodi sang Cakrawala dan berakhir mengema di hati. Berharap dalam setiap lantunan doa, aku, kamu bahkan kita!. akan tetap bisa melanjutkan jejak langkah ini sampai kata "Faham" itu nyata adanya dan mampu berinisiatif baik ditengah masarakat dan mengapresiasi budaya sendiri dalam keharmonisan hidup, hingga patut dihargai oleh orang-orang di luar sana.
...........
……
Bersambung
Farieco Paldona Putra
klik gambar untuk melihan ukuran gabar secara maksimal
Rel penyebrangan stasiun KA
Kawat berbentuk ayam
Tiang paling Fenomenal di Jogja
Stasiun KA Yogyakarta
Para pejalan kaki
Ditengah kerumunan, topeng raksasa yang unik
Berupa sesajian, hasil pertanian masyarakat setempat
Burung elang, gagah perkasa
Sesosok raksasa merah
Moment terbaik ditengah keramaian
Tuyul-tuyul :D
Dipenghujung jalan Malioboro
Selfie boys
Bangunan tua putih dibelakang adalah, sebuah Bank unik, bekas peninggalan Belanda
Bangunan tua ini dimalam hari, terlihat megah