Kali ini saya niat backpackeran kesuatu tempat, saya
bingung mau kemana. ini perjalanan saya beberapa waktu yang lalu. awal tahun
yang lalu, lumayan sudah lama sih. tapi tak apalah, setidaknya pengalaman
perjalan yang saya lakukan bisa saya
bagi buat teman-teman semua :D.
Harapan saya, setelah kamu membaca catatan perjalanan ini.
kamu segera perlahan turun dari soffa empuk, didepan tv, atau turun dari kasur
tidur nannyaman hingga stick Game yang biasa jadi teman baikmu selama ini. kemudian kamu ambil ranselmu dan mulai
melihat list daftar daerah yang menarik, berfikirlah buat ngunjungi tempat
tersebut.
Kunjungilah tempat atau daerah yang jarang atau bahkan
belum pernah kamu kunjungi. Dengan menantang diri seperti itu maka kamu akan
menemukan sisi kehidupan yang unik, sudut pandangan yang baru, dan semangat
baru tentunya. saya jamin itu, dalam proses perjalanan kamu akan belajar
banyak, melakukan backpackeran (solo jalan-jalan) sama artinya kita tuh bersilaturrahim
lho.
Maksutnya begini, misalnya kamu
kepingin sekali liburan akhir pekan berasanya tuh pake ‘bangeet’ dan berbeda
dari liburan biasa.
Nah dalam memanfaatkan hari libur kamu, kamu tuh bisa
melakukan perjalanan kesalah satu daerah diprovinsi tetangga (misalnya),
anggap saja berdurasi 2 hari 2 malam begitu, kamu tentu memerlukan tempat untuk
tidur dimalam harinya. dalam hal ini salah satu cara yang efektif bisa kita
lakukan atau yang saya lakukan adalah; kunjungin aja orang yang kamu kenal
didaerah tersebut :D beres kan??.lho itu silaturahim pluss jalan-jalan bukan?,
artinya ‘satu paket’. Mungkin kamu juga pernah melukannya hehe. Baiklah saya
akan bagi sebuah pengalaman perjalanan sederhana saya.
check it out!!! :D
Sore hari setelah pulang dari tempat kerja
(laboratory), saya beriinisiatif menuju ke terminal perawang. ticket bus yang
saya cari namanya Bus PMP. bus yang satu ini rutenya terminal Perawang (Provinsi
Riau) ke terminal Simpang Ampek (Sumatera Barat).
Oke, perjalanan
saya kali ini adalah kesalah satu kabupaten diprovinsi Sumatera Barat,
tepatnya diPasaman bagian Barat. Misi saya adalah bersilaturahim kekediaman salah
satu sahabat saya, kebetulan lokasi tempat tinggalnya itu di pesisir pantai.
Nah ketahuan dong yah… misi terselubung saya adalah 'Pantai' hahaha…… :D
sebetulnya
sudah cukup lama, saya tuh penasaran sekali dengan yang namanya “Pantai
Sasak”, karena sempat saya baca beberapa kali tentang pantai sasak ini diInternet.
"Hey!! pantai Sasak seperti apa sih kamu"??penasaran nih saya".
Bus PMP berangkat dari Perawang kira-kira pukul
18.30 Wib, jadi kira-kira jam 18.00 saya harus sudah berada di terminal. Ke terminal
saya diantar oleh tetangga mess saya nan baik hatinya, [terimaksi b.Yonda :D] .
dengan harga ticket Rp.90.000 itu saya pun berangkat brrmmmmm!!!!. *ada ya
suara bus kaya gitu yah..hahahh B-)
Bus tua sederhana itu cukup penuh sesak. Sebetulnya
mengunjungi daerah pasaman barat saya udah pernah, dulu sih, duluuuuuuu sekali,
waktu itu masih duduk diSekolah Dasar :D. Seperti pada umumnya angkutan antar
Provinsi beroperasi dimalam hari, bus tua itu dipenuhi barang-barang dibagasi
bawah dan atas juga ada. bahkan sampe sepeda motorpun di taroh tuh ditenda
haha.#lecet-lect dah!!, yang penting Sikaaaaaattt!! (red:motto hidup Sang kernek Bus :D ).
Waktu itu saya berangkat jumat malam, artinya
orang-orang momentnya buat pulkam dong yah. Sebagian besar penumpang statusnya
juga karyawan, dan yang lainnya umumnya para pedagang. Pedagang-pedagang yang
sudah menetap dipasar-pasar perawang biasanya dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan, barang-barang yang di butuhkan di pasok dari daerah lubuk basung,
pasaman barat dan daerah sekitarnya, gitu. Saya amati beragam sih mereka.
Dengan menggunakan bus PMP ini nanti bakal ada tempat
pemberhentian buat istirahat sejenak, makan atau sholat. jam 01: 15 wib
kira-kira jam segitu akhirnya kita berhenti. saya yang saat berangkat tadi
belum sempat sholat magrib (sebetulnya bisa saja sih: didalam bus, tapi dengan
pertimbangan fokus ngak fokus, yah jamak aja deh). Setelah sholat kemudian saya
sempatkan makan dan istirahat. Cukuplah waktunya kira-kira 30 menit.
Ohya selanjutnya, (ntah itu dimana, saya lupa :D),
para penumpang bakal di pindahin kebus yang lain. Saya baru sadar ternyata bus
dari pekanbaru Riau yang rutenya Pasaman ada dua, satunya kepasaman barat dan
satunya lagi ke pasaman timur, walau dengan tujuan yang berbeda. tapi tetep dimuat
dalam satu bus, Jadi sampai di suatu pemeberhentian kita bakal disesuaikan berdasarkan tujuan.
Untung saya di bangunin dan instruksikan pindah bus, kalau ngak saya sudah
dibawa ke pasaman timur saudara-saudara.. haha :D.
Kira-kira jam 03:00-an kita sudah sampai di kelok
ampek puluah ampek, wah saya langsung terbangun dari tidur dan berusaha
menikmati kelok-kelok yang katanya bikin pusing ini. terus saya
jingkrak-jingkrak bahagia nengokin lampu-lampu di danau Maninjau keren sekali.
dah gitu… lampu rumah-rumah penduduk sekitar danau juga cukup manarik untuk
dipandang-pandang. Walau agak pusing ngikutin arah danau sementara
jalan yang berkelok-kelok serasa tak berkesudahan.
cantiknya danau maninjau, ini bukan hasil dokumentasi saya [karena malam hari ngak bisa ambil foto]. yang ini saya ambil dari internet
Oke berbicara mengenai danau maninjau dan kelok ampek
puluh ampek, dua nama ini sekarang sudah
terkenal lho seNusantara, karena keindahan dan keunikannya itu “Sesutu yah”
aahaay!!!.
Gimana tidak terkenal coba, mulai dari promosi daerah oleh
pemerintah setempat, masuk dalam latar cerita dari penulis terkenal A.Fuadi,
dengan Novel Fenomenalnya berjudul “Negeri 5 Menara”, dah gitu.. baru-baru
ini diEvent Internastional tahunan “Tour De Singkarak” (TDS), wilayah Pasaman
kelok ampek puluah ampek ini selalu masuk dalam rute loba sepeda tingkat
Internasional itu. dengan perlahan tapi pasti negeri cantik ini makin dikenal
dan kagumi banyak orang.
Ohya mungkin teman-teman pernah nonton disalah satu
stasiun TV swasta, acara yang temanya semacam petualang gitu (red: Jejak
Petualang, Bocah Petualang dll) nah.. lokasi program acara TV tersebut pernah
beberapa kali didanau maninjau ini, aaaaaaaaaaaaaa…. Bangga bangett dong yak!
:D.
Sekitar jam 05:10 Wib (versi jam saya :D) sebelum memasuki daerah lubuk basung, bus tua yang
kami tumpangi pun mogok, jadi mau tak mau kami penumpang harus bersabar,
artinya ada waktu buat rehat beberapa menit. Ini nih saya manfaatin untuk
sholat subuh serta nyeduh teh manis (kebetulan ada kantin sederhana dekat situ).
Nexs kami memasuki daerah Lubuk basung sekitar jam 06
lewat, didaerah Lubuk Basung ini seingat
saya, ada family saya tinggal didaerah ini. Sayangnya itu dia…., “ngak tau dimana…!!dimana..oh
dimanaaaa…!!“ hehe.
jam 8 pagi akhirnya saya sampai di sebuah pemberhentian
dan lihat tulisan ditembok depan sebuah bangunan sederhana bertuliskan “terminal
simpang ampek Pasaman Barat”.
Biasanya bus yang kami tumpangi lebih cepat dari
ini lho sampainya, mungkin karena mogok dijalan tadi tuh.. makanya agar sedikit
kesiangan. Tampa ngulur-ngulur waktu saya langsung ngasih tau sahabat saya,
bahwa saya sudah sampai di terminal seperti yang telah kami janjian. artinya
saya mintak dijemput."woii..jemput saya"!! B-)
ini bagian tembok Terminal yang sempat saya Documentasikan
Pas di telphone, dia malah baru mandi, Katanya “santai
aja dulu bro!”. jadi?? saya harus menunggu..? oh baiklah, dengan terpaksa
saya ngegembel diterminal simpang ampek yang dipenuhi oleh ibu-ibu pedagang jualan
minuman kaleng (seperti terminal pada umumnya). Masih segar diingatan saya,
saya tuh menunggu lebih dari 30 menit lho.
Dengan waktu yang segitu saya bisa
sarapan, ke toilet, kepo-in mak-mak tukang jualan minuman, nengok-nenengok
lingkungan sekitar kemudian *ketoilet lagi.
Hampir jam 09 tuh anak akhirnya datang,
dengan motor metik hitamnya dia cengengesan bahagia melihat saya macam manusia
gembel dan konyol seperti yang dia kenal waktu kuliah dulu.
Baiklah sebagai penghormatan saya kepada dia selaku ‘tuan
rumah’, saya akan mencoba manfaatin satu paragraf special buat ngenalin
sosok sahabat gila saya satu ini.
namanya Hendri dia asli pesisir pantai
pasaman barat. Ok, Sekian gambaran dia.
(durasi woi.. :D) haha anak yang malang [Hendri] :D
Setelah kami saling toss-tossan!!, tendang-tendangan!!,
gampar-gamparan!! dan cipika-cipikian!!, (haha maaf yang terakhir, ya nga’ lah Gilak..)
kamipun berangkat, taaaraaaaaa… bmmmm… menuju arah pesisir.
Jika kamu tau
simpang empat pasaman barat ini, nanti dilampu merah (persimpangan gitu) kamu
bakal ngelihat sebuah tugu ditengah jalan. Tugu itu aneh sih menurut saya,
berupa kaya tiang beton gitu dan diatasnya itu kayak ada bulatan, sebesar buah
kelapa dan berduri aneh. saat saya ngelihat itu tugu dan nyangka Durian dong
yah. Lha iya, kan ada durinya dan gedenya ngak jauh beda.
Pas saya kepoin teman saya yang lagi asik ngendarain
metiknya,
“bro disini banyak penghasil durian yah??.itu sampai dibikin tugunya
permanen ?”.
Dengan tampang tampa
ngerasa punya mulut kayak mak-mak, dia jawab
“bukan begok, itu telur Dinasaurus,
peninggalan prasejarah” dan durinya itu sebagai pembeda jenis kelaminya”.
Dalam
hati saya, “dasar manusia licik", ada gitu? dijaman sekarang yang begituan??”.
‘Se enaknya kau permainkan akuh”!! |maaf yang barusan adalah dialog pilem laga jaman-jaman
dulu|,*jadi abaikan :D. hahaha
Akhirnya dengan kekepoan saya yang bertubi-tubi, akhirnya manusia konyol
ini memberi pencerahan.. ciyee pencerahan :D, itu bukan durian tapi itu adalah
buah Sawit (satu tongkol sawit). Pasaman Barat terbilang penghasil sawit yang
cukup TOP di Provinsi Sumatera Barat, buktinya? mungkin teman-teman pernah tau
dengan sebuah perusahaan pengolahan kelapa sawit, kalau ngak salah nama
perusahaannya PT.INCASI RAYA, adik kelas saya ada kerja disana.
Dalam perjalanan kekediaman teman saya tadinya saya
kira dekat. Eh… pantas saja saya nungguin diterminal tadi lebih dari setengah
jam, lama perjalanan dari simpang empat kerumahnya itu kira-kira 40 menitan
dengan kecepatan 60-65 km/jam (sekali lagi itu kira-kira ya), jadi dia jemput
saya tadi kecepatannya kira-kira 70Km/jam hmmmm (*ga penting haha) .
Dari pengamatan saya selama dalam perjalanan terhadap kondisi
alam, sini tuh memang lebih didominasi oleh kebun kelapa sawit dengan kondisi
wilayah dataran rendah. Ngak salah disini banyak rumahnya bagus-bagus artinya
tingkat perekonomian sudah lebih baik, dibalik hamparan kebun kelapa sawit itu
(bagi yang punya kebun, tapi yang ngak ya biasa aja)
Rasa kangen saya dengan yang namanya laut pun mulai
menguap-nguap. Seakan pesona pantai perlahan merasuk kedalam sukma (Om lebay),
sepanjang pesisir pantai dipadati rumah-rumah sederhana penduduk. Seperti pada
umumnya angin kencang, didepan-depan rumah-rumah mereka di penuhi jemuran
berbagai jenis ikan kering dan semacamnya.
Akhirnya saya sapai juga dirumah orang tua Hendri,
ketemu sama seorang ibu dan seorang remaja laki-laki. Yap.. mereka adalah ibu
dan adiknya hendri, saya menjabat tangan mereka masing-masing. Dengan rumah
yang sederhana beserta penghuninya yang bersahaja luar biasa.
Saya rehat sejenak, terus disuguhi Teh hangat manis buatan sang
ibu kawan tercinta ahhh…. Nyamannya itu lho “berasa dirumah orang”! :-| haha,
dan tau tidak?ada kabar gembira untuk kita semua!! hal yang bikin saya lebih bahagia?
Saya dapat tempat nginep gratis tis tis hahayy :D, ya kan silaturahim, betul?? (modus).
Setelah selesai mandi, kemudian makan bersama
(Alhamdulillah saya dikasih makan :-P). jadi ada hal special dari makan siang
kami kali ini. Mungkin si ibu sudah siap sedia mengenai menu makanan dalam
rangka kedatangan saya dari Riau [sebagai kawan dari salah satu putranya]
mudah-mudahan memang nyatanya begitu dan tentunya beliau bertindak ngak khilaf wkwk :D.
Jadi menu makan siang itu loh…!! kayak kita
bernostalgia gitu, sang ibu bikin gulai ikan dan gorengan ikan. Nah jenis ikan
ini, yang bikin gregettt.. haha :D.
mengingatkan saya akan dosa-dosa masa lalu,
waktu dikos (jaman kuliah), jadi dulu sahabat saya ini minimal sekali sebulan
dikirimin bekal sama ibunya dari pasaman ini ke padang.
nah…. bekal kiriman
dari sang ibu tercinta diantaranya berupa beras, kue, pisang dan masakan berupa
goreng ikan. Jenis ikannya itu, ya yang kami nikmatin ini. Karena “keseringan”
dulu, saya pun jadi hafal bentuk dan rasa tuh ikan hehe.
Dosa saya dan dua orang terdakwa lainnya (red: Hasan
dan Adrian) sering bahkan sering banget ngett ngettt malah, nge-Bajak tuh
kiriman Hendri, duh malangnya nasib mu kawan. Budaya saling ngeroyok kiriman teman
satu kos itu adalah bentuk bukti nyata kebringasan kami, dan itu sangat konyol
wkwkwk.
budaya itu juga berlaku pada kemasing-masing kami, saling mengetahui
dan saling berbagi. Kami sianak kos yang malang (judul pilem kalo itu mah
haha).
Iya saya akui saya ngak bisa ngelupain budaya dikos
dulu (termasuk bikin masalah dengan buk kos), tapi Alhamdulillah sekarang saya sudah sadar kok!, iya suerr. Hmm..
makan
siang dengan menu gulai dan goreng ikan wuehh….maknyoss!!, siap makan tuh… bikin
dunia rasa lebih damai lebih bersahabat gitu haha. ohya, hampir saya lupa,
Bapak Hendri adalah seorang Nelayan, aktifitas keseharianya ya melaut, pergi
pagi-pagi buta mencari ikan dan balik kerumah nanti sekitar jam 12 atau jam 1
siang. Itu beliau lakuin setiap hari, kecuali hari jumat (libur).
Posisi rumah
ini sangat dekat dengan laut paling hanya 50 meter saja. Kebanyang dong ya,
kalo pas ada angin badai atau hujan badai, tapi disisi lain tempat ini keren
lho.
Sabtu siang itu kondisi alam cerah sekali dan panas
tentunya. sekitar ba’da dzuhur saya
mulai kasih kode dan tak sabar untuk diajakin buat melihat indahnya pantai
sasak yang terkenal itu.
Dengan hati yang riang gembira haha, saya dibawa oleh
sahabat saya yang baik hati dan superr-duperr
itu mutar-mutar pesisir pantai.
Tahap pertama di dekat rumahnya, aku tau bagi
dia pemandangan pantai beginian sudah biasa banget, tapi bagi saya tidak …alamaaakk!!
Ini keren sekali tau, hamparan pasir bersih tentunya belum tercemar. Ombak
kecilnya memikat, ah… keren sekali.
pantai dengan ombak yang pelan, peharu kecil dan pohon kelapa
Subahanalloh bersih banget, belum tercemar nih pantai :D
semoga saya tidak tergolong orang-orang yang merusak pemandangan yah hahaha..
Menikmati suasana pantai dibawah deretan pohon kelapa
menjadi pesona yang berbeda siang saya kali ini, memperhatikan kearifan local warga
setempat, memperhatikan aktifitas mereka, merajut jaring jala, saya tersenyum
senyum sendiri kalo denger ritme dan tinggi nada mereka dalam berkomunikasi
[agak sedikit bernada tinggi].
suara gemuruh ombak pas dibelakang rumah-rumah
mereka terlalu keras memang. sudah menjadi aktifitas alam disetiap perputaran
waktu.
Kebetulan saat ini adalah musim panas dan cuaca lagi
bagus-bagusnya dan lengit lagi cerah-cerahnya secerah wajah saya haha. aaaaah..
saya tak sabar mendokumentasikan keindahan pantai pasir nan cakep ini dengan
jepretan camera mini saya.
ini semua hasil jepretan saya
Saya dan teman saya yang konyol itu terus menelusuri
pesisir pantai dengan sebuah sepeda motor metiknya. Ngak jauh dari pantai diantara
rumah penduduk masih kontras dengan lahan-lahan sawit luasnya tuh lueerrr biaseee!!.
Hendri ngajakin saya cari kelapa muda di sebuah kebun miliknya, haha setelah
beberapa saat adiknya Hendri juga ngikutin di belakang. Akhirnya kami mendadak
jadi bocah-bocah petualang (bocah jadi-jadian haha :D), memutar-mutari kebun
ngak jelas. Sampailah kami dikebun milik orang tua Hendri, kebun ini didominasi
sawit yang masih kecil-kecil.
disana ada sebuah pondok mungil, nah disampingnya
ada beberapa pohon kelapa yang tingginya lumayan.
ini adiknya Hendri manjat pohon kelapa yang tingginya lumayan :D, ayo semangat ambil yang banyak
dan kami tampa rasa bersalah, hanya menikatiya saja di bawah hahaha
maaf para pembaca, mungkin kawan saya ini 'khilaf' berxpesi kaya gini, sekali lagi maaf ..haha :D
pondok sederhana, dokumenternya adeknya hendri. :D
Kelapa muda dengan air yang
segar dan manis itu cukuplah buat nemanin nongkrong gak jelas kami dipondok
sedernana itu. saya dan hendri kembali menelusuri pantai pasir yang asik, sebetulnya
hari panas banget yah. Hanya kami saja yang berani berkeliaran di tepian ombak
yang kalo kelamaan bisa bikin mungka belang, mungka coke-lat hehe.
ada yang bisa melompat lebih tinggi, seperti ini.?? haha
maaf, saya terlalu menikmati suasana...gila haha
Setelah puas mutar mutar dan menikmati pemandangan
pasir, ombak dan langit biru. Pukul 4 sore kami pun pulang, saatnya
bersih-bersih dan nikmatin sore dengan bercerita banyak hal. bersama sang bapak
sang pelaut tangguh luar biasa. dengan sikap yang bersahaja beliau, saya
menjadi kagum bagaiman beliau bertahan hidup demi keluarga dengan malaut setiap
harinya, hingga bercerita suka maupun duka sebagai nelayan.
Sekitar jam 17.30 wib dengan senang hati saya meng “iya-kan”
ajakan salah satu manusia terkonyol itu untuk pergi ke area pusat pantai sasak.
yang paling rame dikunjungi oleh orang-orang disore hari.
Ya inilah sebetulnya sebagian
kecil anugerah Sang Pencipta yang rasanya ngak terkira buat kita, kita disuguhi
dengan alam nan cantik disetiap saat dan itu semua gratis tiss tiss buat umat
manusia. Warga sekitar pantai, bahkan warga dari pusat kota pasaman barat
banyak berkunjung terutama disore hari kepantai sasak ini.
Wats Up ..Broo!!
diarea ini banyak berjejer ibu-ibu jualan
seperti minuman, gorengan, kacang rebus, jagung bakar, es kelapa muda, makanan-makanan
kecil dan lain sebagainya. Jadi dipantai sasak ini jika cuaca bagus lokasi ini
selalu rame dikunjungi orang-orang dari berbagai tempat.
Momen mahal disini tetep ya,. nungguin waktu sunset
berlangsung, ngelihatin proses matahari terbenam bagaikan tenggelam kedalam
lautan.
Dua kata dari saya “fantastis!!, “idealis.!!. Dalam hitungan menit dari
kondisi alam yang terang tiba-tiba berubah menjadi kuning keemasan perlahan
coklat keemasan dan kemudian pelan-pelan gelap, alam pun disambut malam yang
indah.
Sunset Time
saat kembali ke peraduan
senja yang memikat hati, sampai jumpa kembali besok di pagi hari :)
Malamnya saya dan keluarga sahabat ini memanfaatkan
kesempatan untuk saling cerita-cerita mengenai kehidupan saya dan tentunya
kehidupan mereka ditepi laut, dan sesekali juga bernostalgia tentang masa kuliah
bareng diPadang haha.
ini rasanya malam yang panjang, malam dimana saya melihat
sisi kehidupan sebuah keluarga yang sebetulnya sangat-sangat-sangat sederhana
sekali.
Disamping kesederhanaan itu saya melihat kakayaan batin yang terpancar,
dan kekayaan etitute yang menawan. tak ada keberpura-puraan dari sikap mereka
semejak kedatangan saya kerumah ini. sikap apa adanya, bersahaja, sederhana
dan penghormatan begitu spesial kepada saya. Hal ini akan menjadi contoh dan
pedoman hidup bagi saya dikemudian hari, saya menjadi lebih banyak melihat
diri, selain menikmati alam yang cantiknya luar biasa saya juga belajar tentang
sisi kehidupan penduduk ditepian pantai, dan tentunya dari sebuah keluarga yang
bersahaja.
Hal ini membuat saya lebih bersemangat lagi untuk lebih banyak
mensyukuri apa yang dikaruniakan oleh Zat yang menciptakan langit dan bumi, dan
memaksimalkan potensi diri untuk lebih banyak berguna bagi orang lain.
Dengan membawa pengalaman dan semangat batin yang
rasanya “okey”, Besok siangnya saya mohon izin untuk kembali ke provinsi Riau, dengan
menggunakan ticket yang sudah saya bokking pas sampai pagi diterminal pagi itu.
-------------------------------
terimakasih telah membaca :-)
by Farieco Paldona Putra