Assalamualaikum ,.. "Hay, … nama saya Miko".
Miko adalah seorang mahasiswa semester tiga disalah
satu perguruan tinggi negeri departemen perindustrian direpublik ini. ia bak
sebatang tubuh yang terselip dalam puluhan teman-teman kelas Teknik Kimia, ia adalah satu diantara
puluhan teman-teman sekelas yang memiliki beragam misi selama ber-almamater
biru laut itu. ia adalah satu dari puluhan rekan-rekannya yang punya motifasi
khusus yang mau rela hampir disepanjang pagi dan siang berada di Laboratorium,
dan yang terakhir ia adalah satu dari puluhan mahasiswa bahkan mungkin dari ratusan
mahasiswa yang bergelar ‘kangker’ di
kampusnya.
Tak mengapa kau juga boleh menyebutnya dengan
sebutan mahasiswa ‘kelas 4’, atau
bisa juga mahasiswa kelas menengah kebawah
:D.
Kira-kira satu tahun sudah ia meninggalkan
dunia putih abu-abu, dunia terindah yang harus ia lepas sebagai syarat untuk
naik kelas sebagai manusia yang kodratnya adalah bertumbuh dan berkembang.
Bak ganyung bersambut, usai satu episode, episode baru pun datang menghampiri,
dimana sesuatu yang tak bisa kau mengerti maknanya, tak bisa kau
gambarkan macam apa rupa dari yang bernama masa depan. Tapi satu hal, waktu
akan mengajarkan ke kita bagaimana pentingnya menyatu dengan lingkungan sekitar,
bagaimana manisnya mentafakuri karunianya, bersinergi dengan alam, dan bagaimana
berpadu dengan uniknya pola pikir anak-anak manusia disekeliling kita nan sarat
akan keberagaman.
Bagi miko,tak perlu ia berkilah mengenai dominasi
kepribadiannya ala komunitas Rohis yang pernah ia ceritakan, tentu
saja dalam hal ini kamu akan merasaaa, iyaaaa… kamuuuu.. hahaha "bukan kamu, tapi yang dibelakang kamu itu lhoh… ^_^”*Kidd..
Tentu saja dalam hal ini kamu akan merasa sangat kesepian dikala mereka
tak ada disisi, dangan keadaan semacam itu kamu akan makin mengetahui makna
dari persahabatan, arti dari kebersamaan itu sendiri. Kemudian secara alami
perlahan kamu akan terdorong untuk mencari komunitas yang baru.
Pengembangan diri dari dunia rohis, ia rasa
adalah modal awal yang penting dalam periode ini.
Sekarang Miko akan menceritakan tentang masa
perkuliahanya dimana ada hal-hal yang tak banyak orang-orang mengetahuinya,
bahkan teman-teman sekelasnya sendiri.
Kampus adalah tempat berkecimpungnya anak-anak
muda dengan focus pada satu bidang studi, berharapan bisa menjadi seorang profesional dibidangnya, kemudian
dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Disisi lain kampus adalah tempat dimana
jiwa-jiwa muda mengembangkan kreatifitasnya, menjadi agen perubahan di
tengah-tengah masyarakat, dan yang terakhir tentunya mengubah pola pikir sesuai
dengan tuntutan kemajuan zaman.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Forum
Komunikasi Study Islam Al-Ma’ruf (FOKSIA) adalah organisasi pertama tempat Miko
berpijak, belajar berkomunikasi, berapresiasi, menguji kreatifity, bersama-sama
beresolusi, semua itu adalah sebuah rasa penasaran yang besar.
Pertama-tama awal ia kuliah yang dicari
tinggal dekat dengan kampus, punya langganan nasi sayur (harga miring), dan
hidup di kos-kosan yang murah adalah priority awal Miko dalam menapak dan
bertahan dikampus tersebut.
****
Suatu malam minggu, sepeda kuning itu ia kayuh
lebih cepat dari biasanya, bertolak dari kos ke simpang Gia, arah kepasir
pantai tepatnya disebuah yayasan bernama Farilla Ilmi. bangunan sederhana dipenuhi
warna mencolok tepat disebelah rumahnya, ini adalah yayasan taman kanak-kanak
yang di kelolah secara pribadi. dikelola oleh sebuah keluarga, dan rumahnya
hanya berjarak kira-kira 30 meter saja dari laut.
Seperti biasa malam ini Miko akan bertatap
mungka dengan beberapa orang murit yang akan diajarnya. tepatnya praktek dasar
membuat surat, laporan, persentasi, menulis, tentu saja menggunakan computer.
Mereka adalah anak-anak baru tamat SD yang putus sekolah, anak-anak yang harus
putus sekolah karena keterbatasan biaya, mereka adalah anak-anak tepian pantai
yang dihidupi oleh kepala keluarga yang setiap harinya mengais rezeki ditengah lautan.
karena perekonomian yang begitu mengkhawatirkan yayasan ini berinisiatif membuka
praktek pengembangan diri secara pribadi dirumahnya. mengajar selama 2 jam, dua
kali dalam seminggu adalah rutinitas Miko dimalam hari selain kuliah.
Miko punya sahabat bernama Dody. Mereka
sama-sama satu kos, semenjak dipenghujung smester tiga mereka tidak lagi
tinggal dikos-kosan [*berbayar], tapi ia tinggal dirumah Family dari pengelola
Yayasan tempat ia mengajar praktek computer. tepatnya disebuah rumah kosong pas
diseberang jalan gerbang kampus. hal yang menarik disini adalah Miko tidak harus membayar sewa tinggal dirumah tersebut,
tapi satu hal yang paling penting rumahnya haruslah dijaga kebersihannya. Hanya
modal kepercayaan, ia dan Dody bisa tinggal ditempat tersebut.
Dody adalah sahabat Miko semenjak awal masuk
kuliah, manusia kelahiran Kabupaten Pesisir selatan Sumbar ini adalah tipe
manusia paling aktif dalam banyak hal, berjalan kekampus cepat, aktif dikelas, duduk
dikelas paling depan (*sering), kemampuan serba bisa minsalnya memperbaiki
sesuatu dirumah, mengerti pelistrikan, ngomong cepat, tentu saja dia sekelas
dengan Miko.
Perlu diketahui dalam Episode ini Dody adalah peranan penting bagi
perjalanan hidup Miko.
Mahasiswa
kelas 4 adalah tipikal mahasiswa tampa keteraturan,
tidak teraturnya jam istirahat, tidak teratur makan, tidak teratur kegiatanya sepulang
kuliah, tidak teratur pergaulannya, dan terakhir tidak teratur jalan pikirannya
hahaha
Mahasiswa
kelas 4 adalah mahasiswa umumnya ia dituntut untuk
berbuat sesuatu menjadi efisien, punya insting yang baik untuk mengambil suatu
peluang , punya perhitungan, pertimbangan khusus, punya pengendalian emosi yang
baik [maksutnya; emosi berbelanja hahaha], dalam hal ini terutama menyangkut Keuangan.
Bagi
Miko ini adalah bak serpihan waktu berharga dalam perjalanan hidupnya,
berstatus mahasiswa kere ia jadikan sebagai ajang untuk menempa diri. baginya
untuk menjadi manusia yang bisa bertahan hidup, ia harus mengerahkan segenap kemampuannya secara
mandiri, tampa harus bergantung secara penuh kepada orang lain.
Banyak hal yang melatar belakangi Miko berinisiatif untuk tidak menjadi sekedar kupu-kupu di kampusnya
[read;kuliah-pulang-kuliah-pulang], salah satu alasannya adalah terinspirasi
dari seorang mahasiswa senior bernama Danang Ambar Prabowo, yang secara
kebetulan ia baca kisah hidupnya dalam sebuah Artikel majalah Islami. Seseorang
yang bisa memberdayakan kampus sebagai wadah untuk memperkaya diri, artinya
kuliah tamat tepat waktu, faham berorganisasi/ sosial creatifity, dan mandiri
dalam hal keuangan.
Nah… ini nih, barangkali sudah menjadi
kodratnya anak muda, punya semangat yang baik walau kadang kala tidak terarah
secara maksimal.
Taukah kau kawan? Bagi Miko kuliah di Chemical Engginering jujur saja tidaklah
mudah, *hayo anak Teknik kimia mana
suaranya!!!!!! Hahaha. Disamping itu karena cukup aktif di Forum
Lembaga Dakwah kampus [FOKSIA], Miko terpilih menjadi ketua Forum periode
2009-2010, ah! bahkan sampai saat ini Miko masih berfikir, ia di beri
keprcayaan oleh senior dan teman-temannya tak lain tak bukan adalah ke khilafan tiada tara. Rada-rada ga
pantas…. Hik..hikk!!. dan saat itu juga BEM dilepaskannya demi kefokus mengurus
UKM tersebut.
Bagi Miko masa itu secara tidak langsung
makin banyak tanggung jawabnya, belajar mengatur bagaimana kuliah tetap
berjalan baik, belajar memebiasakan siap kuliah disore hari langsung diskusi di
sekeretariat, belajar memimpin acara, belajar mengorganisir teman-teman,
belajar rutin bersihin rumah, dan tentu saja belajar mancari peluang
menghasilkan uang untuk menambah-nambah uang saku.
Dody dan Miko. karena mereka sahabatan,
mereka sering menceritakan masa-masa kecil mereka. dody adalah seorang yang
begitu mandiri dari kecil, seseorang punya kemauan besar dan pekerja keras.
Kawan! dalam sebauh persahabatn seiring waktu, tampa kamu sadari kepribadian
sahabatmu sedikit banyaknya akan mempengaruhi kepribadian mu, bagi Miko seorang
Dody dengan watak aktif dan watak mandiri ialah dominasi watak yang paling
ia rasakan dari sahabatnya itu. dan tentu saja saling mempengaruhi satu sama
lain.
Dody yang sebelumnya adalah alumni dari SMK (teknik
listrik) dengan mempunyai skill semacam ini ia manfaatkan untuk membantu-bantu
instalasi listrik dirumah pemilik yayasan bimbingan belajar computer, ia dan Miko
sering terlibat dalam proses tersebut. Di lain kesempatan dengan adanya
kenalan-kenalan baru, ia sering diberi job untuk memasang instalasi listrik misalnya
rumah baru siap bangun, kantor-kantor renofasi, peluang macam ini sering
dimanfaatkan oleh mereka berdua.
Selain instalasi listrik mereka tak jarang
bekerja mencakup jadi tukang angkat sisa bangunan yang direnofasi, material
bangunan di muat ke sebuah truk pick up, dibawa ke suatu tempat dan kemudian
dibongkar lagi. Masih tersimpat dibenak Miko, malam itu setelah mereka selesai
memuat barang material berupa pecahan bangunan, sisa-sisa triplek, dan puing-puing
gibsum semuanya satu mobil Pick Up. mereka bertolak dari kantor shourum AOUTO
2000 jalan Kahatib Sulaiman, menuju simpang Gia Tabing. Dalam perjalan dua
sahabat itu sambil melepas penat diatas sisa puing-puing bangunan yang tak
ubahnya seperti batu itu. menggunankan baju kaos lusuh ber abu, mereka terkapar
dan menengadah ke langit malam. menetap sang rembulan seakan menjadi saksi aktifitas
dua mahasiswa yang masih begitu muda itu.
Miko : “bro,… kau tau?” di jam –jam segini, teman-teman yang
lain pasti lagi santai-santai, tidur-tiduran di kos mereka” nah lhoh… kita? sekarang lagi kumal-kumalnya bro ” hahaha… betul tidak”?
kemudia ia menyeka sisa keringat di jidat
kirinya dengan tangan yang sedikit memar dan ber abu, berpasir.
Dody : “hahaha…. Kau ini bisa aja! Tapi betul
juga, mungkin mereka lagi santai dan menikmati malam dengan nyanyian yang indah
di kamar kos mereka, menghabiskan malam kumpul-kumpul di cafe dan bergitar ria
menghabiskan malam mereka”
kemudian ia perlahan duduk lurus menatap
rimbunnya pohon-pohon mahoni sepanjang jalan Hamka. menatap lampu-lampu jalan,
lampu toko-toko makanan yang berjejer rapi dimalam hari.
Miko : “hy.. bro” kemudian ia duduk seketika.
“setidaknya ini lah menjadi pembeda antara
kita dengan mereka bro!”, kita sudah memulai mandiri merasakan gimana mencari
duit, minimal buat sarapan besok pagi dikantin kampus”’
kemudian cekikian.. mereka serentak
angguk-anggukan kepala dan tertawa terbahak-bahak.
Sementara sang supir serius mengemudikan
mobilnya, melaju membelah jalan Hamka dimalam yang dingin. sementara di langit
sana ada sang rembulan, beserta bintang berkelap-kelip indah menghiasi malam,
diam-diam seakan menyimak dan memperhatikan percakapan dua anak manusia dari
jarak jauh. Mereka yang mencoba menggunakan tenaga mereka demi bisa memebeli
semangkok sarapan esok hari, tampa harus merepotkan orang lain.
****
Tampa rencana dan persiapan sepeulang kuliah
di sore hari, Miko mendadak dapat panggilan job yang sama, memuat dan
membongkar barang dari lokasi yang sama kelokasi yang sama seperti sebelumnya.
bedanya sahabatnya Dody sedang tidak masuk kuliah, karena pulang kampung.
berhubung ia butuh dan sudah berlangganan lagian kebetulan ia tidak banyak
kegiatan sore itu. tampa ragu-ragu Miko meng “iya kan tawaran tersebut. tampa perlu
harus balik kekos, ia masih mengunakan baju kemeja, tas, dan sepatu kuliah.
ternyata ia memang harus bekerja sendiri tidak ada yang bisa membantu ia memuat
barang-barang sisa bangunan tersebut. waktu itu sebuah proyek renofasi sebuah
kantor sudah finising jadi harus dibersihkan, satu setengah jam anak muda itu
selesai memuat berkarung-karung pecahan bangunan dalam satu mobil Pick Up, ia
perlahan bernafas lega.
Padahal kerjaan baru setengah jalan , setengahnya lagi
menurunkan barang-barang dan menyusukannya lembali. ini benar-menar berat gumamnya
dalam hati.. sementara ditelapak tangannya membekas merah dan terkelupas. Ia
tetap tersenyum syukur karena memperoleh selembar kertas biru malam itu.
***
Kertas-kertas putih itu berhiaskan sajak-sajak
melawan lupa
Menyeruak diantara tumpukan pertanyaan yang
belum sempat terjawab
Menggambarkan jati diri yang belasan tahun
kau ragu menyapa
Bersama langit malam kau berdendang seakan
waktu kau genggam
**
Debu-debu pasir menari-nari dan terhempas oleh
angin malam dari sudut-sudut jidatmu
Sebuah asa berbalut kesabaran, perlahan memudarkan
rasa gengsi di hati
Sejarah membuat mu mengerti, berkat perihnya
rasa lapar. dan pertanyaan itu akan segera terjawab
Meingisaratkan bahwasanya kau bukanya
seonggok daging yang hanya punya nama
****
Seiring waktu, mereka terus menjalani
rutinitas seperti biasa. kuliah tetap menjadi utama, bersihkan rumah sesuai
dengan jadwal yang disepakati, sementara Miko terus menjalankan kewajibannya di
Forum Islami di kampusnya, terus memperbaiki diri “ruhiahnya” pola hidup yang
baik, mencoba menerapkan program kerja dan terus belajar bekerja sama antar
pribadi-pribadi yang bernaung di dalam organisasi tersebut. ada kegiatan rutin
bersama setiap minggunya di masjid, ada kegiatan lingkaran rutin, madding, dan
ada juga seminar-seminar dan lain sebagainya. Dilain hal ia dan Dody juga
tergabung di himpunan mahasiswa jurusan.
Miko pernah juga berbisnis pulsa. dengan
memanfaatkan teman-teman dikelasnya untuk berlangganan pulsa kepadanya. Disana ia
mendapat pelajaran, menjual pulsa kepada teman-teman dekat dengan modal yang minim
sepertinya bukan metode yang pas, hanya mampu bertahan hanya beberapa minggu
saja. teman-teman dikelasnya banyak yang telat bayar, pulsa tidak jalan dan
behenti.
Di sisa waktu yang kosong Miko dan dody masih
terus memanfaatkan waktu mencari peluang memasang instalasi listrik, didaerah
singgalang (sebelum pasar lubuk buaya). mereka tetap mencoba konsisten bekerja
walau sebetulnya rasa capek badan karena kurang tidur, capek pikiran karena
tugas-tugas kuliah. Iya kadang rasa capek itu begitu terasa. tapi satu hal,
dengan sering merasa berada dititik lelah itu kamu akan lebih merasa sangat
beruntung disaat yang lain merengek mengeluh menghadapi hari-hari, pahal itu
adalah hari yang normal.
Kini semester empat, miko yang masa mengajar praktek
komputernya ia berakhir, beriringan berakhir masa jabatan diForum Komunikasi
Study Islam yang ia tempat belajar memimpin organisasi. Sedangkan mata kuliah
sudah makin terasa berat, dody dan miko mencoba untuk lebih focus karena ada
beberapa mata kuliah mereka yang harus diulang.
setelah melepas jabatan kepemimpinan di
Foksia ke generasi selanjutnya, ia hanya membantu-bantu: kegiatan Foksia (dibelakang
layar), kegiatan di Himpunan Mahasiswa Jurusan, kegiatan FLMPI, dan kegiatan
UKM Basket dimana ia sebagai anggota biasa disana.
Kebiasaan bekerja sambil kuliah barangkali
sudah membuat Miko menjadi candu, ia mencoba mencari informasi pekerjaan
sambilan, Pizza Hut, CFC, A.A
Catering menjadi target. Memasukkan lamaran, hasilnya Pizza Hut tidak menaggapi,
CFC hanya diwawancara tapi tidak dipanggil, dan akhirnya di A.A Catering
diterima bekerja. hari kerja dua hari di akhir pekan, mulai dari jam 7 pagi
sampai jam 5 sore. rumah masak sekaligus kantor mini AA Catering yang berlokasi
diKetaping, simpang Bandara International Minang kabau ini ia bekerja.
dengan mengenakan baju batik biru (khas A.A
catering), celana hitam resmi dan sepatu Pantofel hitam, menjadi kostum
barunya. ia menjalani pekerjaan seperti menyusun makanan, menjadi pelayan makan
diacara pesta-pesta, sampai mecuci piring, mencuci kain hias, gorden dan
semacamnya tetap ia jalani di akhir minggu.
Miko percaya, dengan merasakan bagaimana
mencari uang kala masih punya tangung jawab terhadap pendidikan adalah sesuatu
yang patut di apresiasi, minimal oleh diri sendiri. sebagai tanda sudah
melakukan suatu upaya untuk menjadi lebih baik, lebih mandiri.
Smesterpun berganti, tugas-tugas kuliah bagaikan
antrian panjang namun terselesaikan, jumlah SKS perlahan habis menipis bagaikan
melahap lembaran-lembaran buku bacaan.
Di penghujung 2011 ia tersenyum bahagia di
depan kamera, sambil menggunakan toga menutupi sebagian jidatnya, sementara
sepasang malaikat yang ia cintai disebelah kiri kananya tidak pernah tau bahwa jidat
yang ditangkringi Toga itu sempat tak indah dalam merajut malam-malam kala
tampa mu ibu, bapak.
Dua orang sahabat. Miko dan Dody doc. 2010
"Terimakasih sahabat ku, Terimakasih Dody" B-)
Terimakasih telah Membaca-----^_^
Farieco Paldona Putra