Januari 2010
12:20 Wib
Pratikum
siang ini agak lebih cepat dari biasanya. setelah ku selesaikan laporan
pratikum kelompok segera kukumpulkan kedosen pendamping praktik kimia organik
itu . Sementara Mira, Maya, dan Andi, aku sarankan untuk merapikan sisa sample
analisa dan beberapa peralatan kimia yang mesti dibersihkan dan kembalikan
kekondisi semula.
Dan aku mohon pamit kemereka untuk duluan keluar dari laboratorium
karena ada urusan yang mesti aku selesaikan, dengan penjabaran saya yang agak
sedikit terburu-buru dan terbata-bata mereka menyetujuinya.
Buku-buku begitu juga dengan baju laboratorium putih itu segera kurapikan didalam tas
ransel hitam yang ku kenakan. Beberapa menit
ku munuruni tangga labor berlantai dua itu,
tak lama waktu berselang terdengar suara azan berkumandang dari masjid
kampus.
Tampa menunda-nunda waktu ku arahkan langkah kaki menuju rumah Sang Maha
Agung itu, dan menunaikan kewajiban semata-mata karena Allah SWT. Ku manfaatkan
berdoa beberapa saat. Dan segera bangkit kemudian beranjak pergi.
“Hay..
akhi antum mau kemana?? “buru-buru sekali nampaknya?” . suara sapaan itu
menghentikan langkah ku yang hampir sampai dipintu mesjid.
“oh mas Hasan”! ini mas, mau ke Tempat Foto copi dijalan depan mas
Hasan”! tadi pagi, sebelum pratikum aku ninggalin kertas print buat di jilit
bdisana.” Karena itu buku, mau aku bawa ke yayasan tempatku ngajar pratktek
computer mas!, sebagai bahan ajar minggu depan”! tapi karena mau dibagikan
besok pagi, jadi setelah ini mau saya antar kesana alangsung mas.”! Ucapku
menjelaskan.
“oh
begitu, jadi antum masih ngajar di Farillah Ilmi?”
“Iya
mas, Alhamdulillah masih dibtuhkan ane disana hehe,...” Sahut ku sambil
tersenyum.
“Ohya
hati-hati dijalan, ohya ngomong-ngomong HP antum mana??”
“maksutnya??
ada kok mas”! segera ku periksa saku kemeja ku. lhoh kok ngak ada yah”? mulai
binggung.
Kemudian
mas Hasan menyodorkan sebuah telephone genggam bewarna merah marum [tampa
layanan internet]
“ini
punya antum kan??” ucapnya pelan.
“AstafIrullah….
! “mas terimakasih banyak telah membantu dan mengingatkan kelalaian aku ini”
sahut ku sambil merunduk. Dan lansung ku masukkan ke kantong kecil di bagian
samping ransel.
“Ya
udah sama-sama, gapa-pa”. !“lain kali cobalah lebih konsentrasi dan jangan
terburu-buru”. Oke sana lanjutkan tugasnya, nanti antum kelamaan lho”
“Oke
mas syukron ya mas, “ timpalku sambil tersenyum”. kemudian aku pun perlahan
berlalu.
Materi
ajar sudah ditangan tinggal antar kerumah ibu Tati, ia adalah sebagai kepala
yayasan tempat aku mengajar computer jadwalnya ba’da Isa itu. berhubung aku
tidak punya kendaraan, aku harus perjalan kira-kira 50 meter menuju gerbang
kampus dan disana barulah bisa menaiki angkot.
Diangkot,
dalam perjalanan aku semakin terbayang tentang Sovia. ia teman SMA ku dulu, ia
akan segera ku temui dalam beberapa jam kedepan, sesungguhnya tampa ia ketahui secara diam-diam. Aku akui mengenai apa yang kurasa, bak ada percikan rasa kerinduan yang tertahan ke Sovi selama ini.
Sovia adalah teman ku semasa SMA, aku kenal dengannya waktu sama-sama tergabung kedalam komunitas ROHIS disekolah dulu, setahun ia sekolah ia beserta keluarga harus pindah ke Palembang dengan alasan yang tak ku ketahui. dan bagaimana aku bisa berkomunikasi lagi dengan sovia?
Sovia adalah teman ku semasa SMA, aku kenal dengannya waktu sama-sama tergabung kedalam komunitas ROHIS disekolah dulu, setahun ia sekolah ia beserta keluarga harus pindah ke Palembang dengan alasan yang tak ku ketahui. dan bagaimana aku bisa berkomunikasi lagi dengan sovia?
**
Semalam
saat cari bahan teori pratikum, aku manfaatkan juga untuk ber slancar di facebook.
chattingan dengan teman-teman kelopok pratikum untuk persiapan pratek Kimia
organik pagi ini, seperti biasa kami bagi-bagi tugas di lab nanti. dan sekalian
ingin menyampaikan siap praktik nanti aku agak lebih cepat pulangnya, karena
ada urusan ngantar sesuatu keyayasan tempat aku mengajar.
Saat
lagi asik main facebook, di halaman beranda secara tidak sengaja ku lihat ada
yang ubdate photo dua orang wanita. satunya aku tentu saja kenal ia
adalah Ririn anak Manajemen Industri dikampusku, dia juga teman SMA ku. tapi
yang satu lagi seseorang dengan pakaian jilbab rapi dan cantik. Saya
mencoba ingat-ingat lagi ini siapa yah? Apakah ini sovia?? setelah memandangnya
perasaan ku mulai tak beraturan. rasa kekepoan ku mulai muncul kepermukaan.
Tampa berfikir panjang langsung ku Inbox Ririn yang kebetulan sedang Online.
Ku
simak dari jawabannya, ternyata tak salah anggapanku. ia adalah Sovia, temanku
saat masih di zaman putih abu-abu, ia dan sekeluarga saat ini sedang berada di
Padang selama dua hari, karena alasan bersilaturahim. Ke Ririn aku mintak nama
Facebooknya, difacebooknya namanya adalah “hafizhahsovi”.
Dengan
nama semacam itu sulit untuk dilacak memang, malam itu entah kenapa ku
beranikan diri untuk menyapanya, tapi sayang ia gak balas karena dia sedang tidak
Online.
Ah….
ya sudah lah, lagian dia besok sudah balik lagi ke Palembang, gumam ku dalam
hati. Tapi entah kenapa ada sedikit rasa sedih dihati. sekian lama tidak
bertemu, walau hanya sebatas teman tapi entah kenapa ada rasa penasaran yang
besar untuk betemu walau sesaat saja.
Paket
warnet ku tinggal 15 menit lagi, sepuluh menit terakhir setelah cari-cari bahan
teori pratikum lebih banyak lagi tampa ku sadari ada tanda-tanda inbox masuk. Segera
ku periksa, ternya dari dia yang bernama “Hafizhahsovi”.
Wow…
Alhamdulillah… , sorak ku dalam hati. ia balas jua, chattingan singkat pun
terjadi. kira-kira hanya 6 menit, Di akhir chettingan aku berinisiatif mintak nomor Hanphonnya, buat sms
dia besok siang jam tiga sore. karena ia
bisa ketemu sbentar dijam segitu.
***
Tak
terasa sudah di simpang Gia, Tabing. saya harus berhenti dari simpang itu dan hanya
beberapa meter berjalan ke kedalam, disanalah yayasan Farillah Ilmi berada.
Ohya
selain ketemu sovia, aku juga sekalian
ke pasar baru, limau manis. tujuan saya kesana adalah menjemput paket sembako,
kiriman dari kampung berupa beras, goreng ikan, telur dan lain-lain.
Paket
tersebut diterima oleh Adrian ia adalah kakak ku, ia sudah semester akhir. Ia
partime di sebuah wanet dekat kosnya, jadi ia menunggu di warnet tempat ia
bekerja. semalam melalui chattingan via facebook dia menunggu ku disana sekitar
jam 5 sore, karena tugas dia menjaga warnet sampai jam 6 sore.
13:35 Wib
Aku
sampai dirumah ibu tati ku sempatan ngobrol sebentar dan tentu saja ku membicarakan
tentang materi yang bakal saya ajarkan minggu depan, tak berlama-lama ku mohon
pamit dan segera melanjutkan perjanan.
14:05 Wib
Aku
kembali manaiki angkot yang jurusan
pasar raya Padang , perjalanan ini akan
memakan waktu kira-kira 25 menit. Tapi aku harus singgah dulu disebuah toko
listrik dijalan Ulak Karang untuk membeli peralatan listrik yang bakal dipasang
nanti di beberapa ruangan di yayasan.
14: 40 Wib
Beberapa
keperluan listrik yang di maksut ibu Tati sudah ku dapatkan, perlahan ku muat
kedalam ransel hitam di punggung. entah kenapa sebelum aku manaiki angkot lagi,
timbul dipikiran ku ke benda simerah marum. Iya saya harus SMS Sovia, bahwa
kira-kira 15 menit lagi aku sampai dipasar raya. Segera ku raba-raba saku
kemeja depan, ngak ada. Terus ku coba periksa di dalam tas, tidak ada juga. aku
mulai agak panik, Oh.. iya aku ingat! tadi ku simpan disaku-saku kecilnya
sebelah kanan ransel.
Aku
kaget tak kepalang melihat saku-saku kecil tas tersebut dalam kondisi terbuka.
Astafirullah
Halazim… “jangan sampai Ya Allah” gumamku dalam hati. Setelah kuperiksa lagi
lebih menyeluruh, apa yang aku cemaskan benar adanya. Handpone ku jatuh entah
dimana?, diambil orang entah siapa?, terselip di kursi angkot entah angkot yang
mana?. aku benar-benar panik.
Astafirullahalazim…
ampuni hamba ya Allah”, ampuni atas kelalaian saya ini.” Ku duduk menunduk,
dengan ekspesi lemas didepan toko, tak jauh dari toko listrik yang ku singgahi
tadi.
“apa
yang telah aku lakukan?.. kenapa aku selalai ini”?, kembali ku teringat tentang
pesan Mas Hasan di masjid kampus tadi. padahal dia sudah mengingatkan untuk lebih
berhati-hati…
“
ohh…bodohnya aku”. Umpatku pada diri sendiri.
15:05 Wib
Masih
dalam kondisi bingung tak menentu, bahkan aku gak tau mau mesti ngapain lagi.
Bagaimana dengan hidupku ke depan tampa hanphone?, padahal itu satu-satunya
harta yang aku miliki, dibeli dengan duit sendiri dari upah mengejar yang ku
sisihkan hingga beberapa bulan lamanya.
Bagaimana
aku menghubungi keluarga dikampung?, bg Adrian?, teman-teman di kampus?, ibu yayasan?
Sementara dari kebiasaan aku gak pernah menulis nomor hanpone di buku catatan.
Rasa
cemas ku yang lain, bagaimana aku mengasih tau ke Sovia bahwa aku kehilangan
Hanphone ? bagaimana ngasih tau aku masih disini? sementara jam sudah melewati
waktu janjian. tentu saja Sovia tidak punya waktu yang banyak. apalagi hanya sekedar
menunggu aku.
Ahh..
semakin menyesal rasanya.
15:20 Wib
Setelah
beberapa saat menenangkan diri dan berusaha mengikhlaskan handphone yang telah
tiada, dan secara tak sengaja terpikirkan tentang chattingan tadi malam di
Facebook.
Yap
..betul, mengrim pesan via facebook. mungkin ini cara yang paling baik, tampa
berlama-lama aku bejalan mencari dimana
warnet terdekat berada.
Diwarnet, sambil membuka akun facebook pribadi. sempat ku
terfikiran gimana kalo Sovia tidak sedang online? Gimana kalo dia sudah bosan
menunggu ku yang hampir setengah jam lamanya mungkin dia pulang? Okeh tidak
apa-apa, kupaksakan diri. yang penting ku coba dulu.
Dalam
kesempatan ini ku berusaha memanfaatkan
waktu yang singkat tersebut, aku mulai ngirim pesan padanya. eh.. ternyata dia
juga online, okey..! bagus sorak ku. segera ku jelaskan apa yang terjadi.
Dan
akhirnya dia usahakan akan menunggu sampai ba’da asyar. Rasa cemas ku mulai
perlahan-lahan sirna, mengiklaskan yang hilang mungkin itu sikap yang paling tepat saat ini
ucapku dalam hati.
Di akhir chattingan aku juga inbox ke keluarga di kampung,
kebetulan ada yang punya akun Facebook. kemudian bang Adrian di warnetnya,
tentu saja dia sedang online, dan begitu juga teman-teman dekat ku dikos ngasih
tau musibah yang ku alami.
15:45 Wib
Secara
perlahan aku turun dari angkot bewarna Orange itu, langsung ku ayunkan langkah
menuju depan toko buku dekat mesjid pasar raya tempat yang telahdi janjikan,
betul saja disana ada seorang perempuan dan seorang anak laki-laki yang
kira-kira maih SMP an.
Betul itu adalah Sovia teman ku waktu SMA dulu sudah
tiga tahun lebih tidak berjumpa.
Disana
dengan sikap yang ragu-ragu disertai keringgat di wajahku. Dalam pertemuan yang
biasa itu kami saling bercerita tentang banyak hal, bernostalgia tentang SMA
dulu, tentang bidang studi, organisasi, sampai bagaimana ia bisa kuliah di
kampus Terkenal di Negeri sungai musi itu.
16:30 Wib
Setelah
puas berbagi cerita, seiring kumandang azan kemudian sholat Asyar. Pertemuan
singkat itu berakhir. wanita sopan berjilbab rapi itu beserta adik laki-lakinya
mohon pamit, karena ba’da magrip ia beserta keluarga harus berangkat lagi ke negeri
Sriwijaya.
Dengan bersikap sebaik mungki aku mengutarakan rasa terimakasih ia telah menyempatkan
untuk bertemu, sekaligus mintak maaf atas kelalaian ku membuat janji jauh dari
yang dirincanakan.
**
Setelah
salam terucap ia perlahan berlalu,
Suasana
sore ini seakan bagai simponi yang indah, bisa bejumpa walau sesaat
Meski
dihati ada tersimpan rasa ingin mengutarakan rasa yang belum pantas untuk terucap, tapi
bibir ini tiba-tiba kelu dan kelu
Ah…
mungkin ini hanya hayalan semata, jangan terlalu berlebihan wahai diri.
**
Hari
sudah mulai gelap. tampa berfirkir panjang aku segera menuju Pasar Baru Liamau
Manis. Menjeput paket sembako dari kampung. dan tentu saja keterlambatan ku
ini kakak Adrian sudah mngetahui penyebabnya, Alhamdulillah untung ada
facebook.
Farieco Paldona Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar