Rabu, 04 Februari 2015

ALHAMDULILLAH UNTUNG ADA FACEBOOK


Januari 2010

12:20 Wib

Pratikum siang ini agak lebih cepat dari biasanya. setelah ku selesaikan laporan pratikum kelompok segera kukumpulkan kedosen pendamping praktik kimia organik itu . Sementara Mira, Maya, dan Andi, aku sarankan untuk merapikan sisa sample analisa dan beberapa peralatan kimia yang mesti dibersihkan dan kembalikan kekondisi semula. 
Dan aku mohon pamit kemereka untuk duluan keluar dari laboratorium karena ada urusan yang mesti aku selesaikan, dengan penjabaran saya yang agak sedikit terburu-buru dan terbata-bata mereka menyetujuinya.

Buku-buku begitu juga dengan baju laboratorium putih itu segera kurapikan didalam tas ransel hitam yang ku kenakan.  Beberapa menit ku munuruni tangga labor berlantai dua itu,  tak lama waktu berselang terdengar suara azan berkumandang dari masjid kampus. 
Tampa menunda-nunda waktu ku arahkan langkah kaki menuju rumah Sang Maha Agung itu, dan menunaikan kewajiban semata-mata karena Allah SWT. Ku manfaatkan berdoa beberapa saat. Dan segera bangkit kemudian beranjak pergi.

“Hay.. akhi antum mau kemana?? “buru-buru sekali nampaknya?” . suara sapaan itu menghentikan langkah ku yang hampir sampai dipintu mesjid.

“oh mas Hasan”! ini mas, mau ke Tempat Foto copi dijalan depan mas Hasan”! tadi pagi, sebelum pratikum aku ninggalin kertas print buat di jilit bdisana.” Karena itu buku, mau aku bawa ke yayasan tempatku ngajar pratktek computer mas!, sebagai bahan ajar minggu depan”! tapi karena mau dibagikan besok pagi, jadi setelah ini mau saya antar kesana alangsung mas.”! Ucapku menjelaskan. 

“oh begitu, jadi antum masih ngajar di Farillah Ilmi?” 

“Iya mas, Alhamdulillah masih dibtuhkan ane disana hehe,...” Sahut ku sambil tersenyum.

“Ohya hati-hati dijalan, ohya ngomong-ngomong HP antum mana??”

“maksutnya?? ada kok mas”! segera ku periksa saku kemeja ku. lhoh kok ngak ada yah”? mulai binggung.

Kemudian mas Hasan menyodorkan sebuah telephone genggam bewarna merah marum [tampa layanan internet] 

“ini punya antum kan??” ucapnya pelan.

“AstafIrullah…. ! “mas terimakasih banyak telah membantu dan mengingatkan kelalaian aku ini” sahut ku sambil merunduk. Dan lansung ku masukkan ke kantong kecil di bagian samping ransel.

“Ya udah sama-sama, gapa-pa”. !“lain kali cobalah lebih konsentrasi dan jangan terburu-buru”. Oke sana lanjutkan tugasnya, nanti antum kelamaan lho”

“Oke mas syukron ya mas, “ timpalku sambil tersenyum”. kemudian aku pun perlahan berlalu.

Materi ajar sudah ditangan tinggal antar kerumah ibu Tati, ia adalah sebagai kepala yayasan tempat aku mengajar computer jadwalnya ba’da Isa itu. berhubung aku tidak punya kendaraan, aku harus perjalan kira-kira 50 meter menuju gerbang kampus dan disana barulah bisa menaiki angkot.

Diangkot, dalam perjalanan aku semakin terbayang tentang Sovia. ia teman SMA ku dulu, ia akan segera ku temui dalam beberapa jam kedepan, sesungguhnya  tampa ia ketahui secara diam-diam. Aku akui mengenai apa yang kurasa, bak ada percikan rasa kerinduan yang tertahan ke Sovi selama ini. 
Sovia adalah teman ku semasa SMA, aku kenal dengannya waktu sama-sama tergabung kedalam komunitas ROHIS disekolah dulu, setahun ia sekolah ia beserta keluarga harus pindah ke Palembang dengan alasan yang tak ku ketahui. dan bagaimana aku bisa berkomunikasi lagi dengan sovia? 

**
Semalam saat cari bahan teori pratikum, aku manfaatkan juga untuk ber slancar di facebook. chattingan dengan teman-teman kelopok pratikum untuk persiapan pratek Kimia organik pagi ini, seperti biasa kami bagi-bagi tugas di lab nanti. dan sekalian ingin menyampaikan siap praktik nanti aku agak lebih cepat pulangnya, karena ada urusan ngantar sesuatu keyayasan tempat aku mengajar.

Saat lagi asik main facebook, di halaman beranda secara tidak sengaja ku lihat ada yang ubdate photo  dua orang wanita. satunya aku tentu saja kenal ia adalah Ririn anak Manajemen Industri dikampusku, dia juga teman SMA ku. tapi yang satu lagi seseorang dengan pakaian jilbab rapi dan cantik. Saya mencoba ingat-ingat lagi ini siapa yah? Apakah ini sovia?? setelah memandangnya perasaan ku mulai tak beraturan. rasa kekepoan ku mulai muncul kepermukaan. Tampa berfikir panjang langsung ku Inbox Ririn yang kebetulan sedang Online. 

Ku simak dari jawabannya, ternyata tak salah anggapanku. ia adalah Sovia, temanku saat masih di zaman putih abu-abu, ia dan sekeluarga saat ini sedang berada di Padang selama dua hari, karena alasan bersilaturahim. Ke Ririn aku mintak nama Facebooknya, difacebooknya namanya adalah “hafizhahsovi”. 

Dengan nama semacam itu sulit untuk dilacak memang, malam itu entah kenapa ku beranikan diri untuk menyapanya, tapi sayang ia gak balas karena dia sedang tidak Online.

Ah…. ya sudah lah, lagian dia besok sudah balik lagi ke Palembang, gumam ku dalam hati. Tapi entah kenapa ada sedikit rasa sedih dihati. sekian lama tidak bertemu, walau hanya sebatas teman tapi entah kenapa ada rasa penasaran yang besar untuk betemu walau sesaat saja. 

Paket warnet ku tinggal 15 menit lagi, sepuluh menit terakhir setelah cari-cari bahan teori pratikum lebih banyak lagi tampa ku sadari ada tanda-tanda inbox masuk. Segera ku periksa, ternya dari dia yang bernama “Hafizhahsovi”. 

Wow… Alhamdulillah… , sorak ku dalam hati. ia balas jua, chattingan singkat pun terjadi. kira-kira hanya 6 menit, Di akhir chettingan aku  berinisiatif mintak nomor Hanphonnya, buat sms dia besok siang  jam tiga sore. karena ia bisa ketemu sbentar dijam segitu.

***

Tak terasa sudah di simpang Gia, Tabing. saya harus berhenti dari simpang itu dan hanya beberapa meter berjalan ke kedalam, disanalah yayasan Farillah Ilmi berada.
Ohya selain ketemu sovia, aku juga sekalian  ke pasar baru, limau manis. tujuan saya kesana adalah menjemput paket sembako, kiriman dari kampung berupa beras, goreng ikan, telur dan lain-lain. 
Paket tersebut diterima oleh Adrian ia adalah kakak ku, ia sudah semester akhir. Ia partime di sebuah wanet dekat kosnya, jadi ia menunggu di warnet tempat ia bekerja. semalam melalui chattingan via facebook dia menunggu ku disana sekitar jam 5 sore, karena tugas dia menjaga warnet sampai jam 6 sore.

13:35 Wib
Aku sampai dirumah ibu tati ku sempatan ngobrol sebentar dan tentu saja ku membicarakan tentang materi yang bakal saya ajarkan minggu depan, tak berlama-lama ku mohon pamit dan segera melanjutkan perjanan.

14:05 Wib
Aku kembali manaiki angkot  yang jurusan pasar raya Padang ,  perjalanan ini akan memakan waktu kira-kira 25 menit. Tapi aku harus singgah dulu disebuah toko listrik dijalan Ulak Karang untuk membeli peralatan listrik yang bakal dipasang nanti di beberapa ruangan di yayasan.

14: 40 Wib
Beberapa keperluan listrik yang di maksut ibu Tati sudah ku dapatkan, perlahan ku muat kedalam ransel hitam di punggung. entah kenapa sebelum aku manaiki angkot lagi, timbul dipikiran ku ke benda simerah marum. Iya saya harus SMS Sovia, bahwa kira-kira 15 menit lagi aku sampai dipasar raya. Segera ku raba-raba saku kemeja depan, ngak ada. Terus ku coba periksa di dalam tas, tidak ada juga. aku mulai agak panik, Oh.. iya aku ingat! tadi ku simpan disaku-saku kecilnya sebelah kanan ransel.

Aku kaget tak kepalang melihat saku-saku kecil tas tersebut dalam kondisi terbuka. 

Astafirullah Halazim… “jangan sampai Ya Allah” gumamku dalam hati. Setelah kuperiksa lagi lebih menyeluruh, apa yang aku cemaskan benar adanya. Handpone ku jatuh entah dimana?, diambil orang entah siapa?, terselip di kursi angkot entah angkot yang mana?. aku benar-benar panik. 

Astafirullahalazim… ampuni hamba ya Allah”, ampuni atas kelalaian saya ini.” Ku duduk menunduk, dengan ekspesi lemas didepan toko, tak jauh dari toko listrik yang ku singgahi tadi. 

“apa yang telah aku lakukan?.. kenapa aku selalai ini”?, kembali ku teringat tentang pesan Mas Hasan di masjid kampus tadi. padahal dia sudah mengingatkan untuk lebih berhati-hati… 
“ ohh…bodohnya aku”. Umpatku pada diri sendiri. 

15:05 Wib
Masih dalam kondisi bingung tak menentu, bahkan aku gak tau mau mesti ngapain lagi. Bagaimana dengan hidupku ke depan tampa hanphone?, padahal itu satu-satunya harta yang aku miliki, dibeli dengan duit sendiri dari upah mengejar yang ku sisihkan hingga beberapa bulan lamanya. 

Bagaimana aku menghubungi keluarga dikampung?, bg Adrian?, teman-teman di kampus?, ibu yayasan? Sementara dari kebiasaan aku gak pernah menulis nomor hanpone di buku catatan. 

Rasa cemas ku yang lain, bagaimana aku mengasih tau ke Sovia bahwa aku kehilangan Hanphone ? bagaimana ngasih tau aku masih disini? sementara jam sudah melewati waktu janjian. tentu saja Sovia tidak punya waktu yang banyak. apalagi hanya sekedar menunggu aku.

Ahh.. semakin menyesal rasanya.

15:20 Wib
Setelah beberapa saat menenangkan diri dan berusaha mengikhlaskan handphone yang telah tiada, dan secara tak sengaja terpikirkan tentang chattingan tadi malam di Facebook.
Yap ..betul, mengrim pesan via facebook. mungkin ini cara yang paling baik, tampa berlama-lama aku bejalan mencari  dimana warnet terdekat berada.

Diwarnet, sambil membuka akun facebook pribadi. sempat ku terfikiran gimana kalo Sovia tidak sedang online? Gimana kalo dia sudah bosan menunggu ku yang hampir setengah jam lamanya mungkin dia pulang? Okeh tidak apa-apa, kupaksakan diri. yang penting ku coba dulu. 

Dalam kesempatan ini  ku berusaha memanfaatkan waktu yang singkat tersebut, aku mulai ngirim pesan padanya. eh.. ternyata dia juga online, okey..! bagus sorak ku. segera ku jelaskan apa yang terjadi. 

Dan akhirnya dia usahakan akan menunggu sampai ba’da asyar. Rasa cemas ku mulai perlahan-lahan sirna, mengiklaskan yang hilang  mungkin itu sikap yang paling tepat saat ini ucapku dalam hati. 
Di akhir chattingan aku juga inbox ke keluarga di kampung, kebetulan ada yang punya akun Facebook. kemudian bang Adrian di warnetnya, tentu saja dia sedang online, dan begitu juga teman-teman dekat ku dikos ngasih tau musibah yang ku alami.

15:45 Wib
Secara perlahan aku turun dari angkot bewarna Orange itu, langsung ku ayunkan langkah menuju depan toko buku dekat mesjid pasar raya tempat yang telahdi janjikan, betul saja disana ada seorang perempuan dan seorang anak laki-laki yang kira-kira maih SMP an.
Betul itu adalah Sovia teman ku waktu SMA dulu sudah tiga tahun lebih tidak berjumpa.

Disana dengan sikap yang ragu-ragu disertai keringgat di wajahku. Dalam pertemuan yang
biasa itu kami saling bercerita tentang banyak hal, bernostalgia tentang SMA dulu, tentang bidang studi, organisasi, sampai bagaimana ia bisa kuliah di kampus Terkenal di Negeri sungai musi itu.

16:30 Wib
Setelah puas berbagi cerita, seiring kumandang azan kemudian sholat Asyar. Pertemuan singkat itu berakhir. wanita sopan berjilbab rapi itu beserta adik laki-lakinya mohon pamit, karena ba’da magrip ia beserta keluarga harus berangkat lagi ke negeri Sriwijaya. 

Dengan bersikap sebaik mungki aku  mengutarakan rasa terimakasih ia telah menyempatkan untuk bertemu, sekaligus mintak maaf atas kelalaian ku membuat janji jauh dari yang dirincanakan. 

 **
Setelah salam terucap ia perlahan berlalu,

Suasana sore ini seakan bagai simponi yang indah, bisa bejumpa walau sesaat

Meski dihati ada tersimpan rasa ingin mengutarakan rasa yang belum pantas untuk terucap, tapi bibir ini tiba-tiba kelu dan kelu

Ah… mungkin ini hanya hayalan semata, jangan terlalu berlebihan wahai diri.
** 

Hari sudah mulai gelap. tampa berfirkir panjang aku segera menuju Pasar Baru Liamau Manis. Menjeput paket sembako dari kampung. dan tentu saja keterlambatan ku ini kakak Adrian sudah mngetahui penyebabnya, Alhamdulillah untung ada facebook. 




Farieco Paldona Putra





Tidak ada komentar:

Posting Komentar