Siang
ini saat saya sedang asik menyelesaikan pekerkaan di depan layar computer, selang
beberapa waktu harus terhenti sejenak karena suara dering dari telephone gengamku..
trililittt…!! trililitt…!! trililitt…!!.
Ibu.
Ya ibu ku memanggil via telephone, perlahan ku tingalkan pekerjaan ku dan
sejenak duduk tenang di ruangan yang kira-kira tidak mengaggu rekan kerja yang
lain.
kembali suara nyaring bersahaja itu ku perdengarkan, kembali suara yang
ku rindu-rindukan itu bercengkrama hangat memenuhi daun telingaku, dan
berimajinasi di sudut-sudut pikiranku tentang raut wajahnya, terbayang di pelupuk
mata merekah senyumnya.
“Assalamualaikum..
“ ucapnya merdu. begitu ia membuka pembicaraan.
“nak
sedang kerja?” gimana, sehat kah disana”?
Dengan
pertanyaan yang cenderung sama terucap, dan jawaban ku juga cenderung tak begitu
kreatif kurlontarkan. Tapi aku selalu rindu dengan pertanyaan-pertanyan
sederhana semacam itu, pertanyaan biasa tapi seakan berasa masih berada
sepenuhnya di lingkaran penjagaan dua orang malaikat ku itu. padahal mereka entah
berapa ratusan kilo meter dari kantor ini.
“walaikumsalam.w.wb.”
jawab ku sembil tersenyum.
“Alhamdulillah sehat bu, iya ini sedang kerja.”
“Disana
gimana? sehatkah semua?” Tanya ku kembali.
kembali
ku nikmati suara itu. suara seseorang yang begitu jauh dari sini, seseorang
yang sudah tiga bulan terakhir ini belum sempat ku cium tanggannya.
“Syukurlah
.. disini juga sehat semua.. “ jangan lupa makan siang ya.” !
Kurasakan
beberapa percakapan singkat itu bagaikan perpanjangan nyawa merasuk dalam
sanubari ini, sebuah percakapan singkat yang seakan menjadi pelecut untuk
segera pulang.
Saat
berada dirantau orang kita akan lebih faham arti dari kerinduan
Kala
jauh dari keluarga kita akan lebih tau berharganya waktu saat berkumpul dengan
keluarga
Hidup dirantau orang mengajarkan kita lebih dewasa menghadapi getirnya hidup,
lebih berani mengambil kesempatan.
Hidup
dirantau orang mengajarkan kita arti kemandirian yang sejati, hidup merantau itu kadang memaksa kita menyerap ilmu dari segala penjuru, dari mana saja dan dari siapa saja. Pelajaran bisa didapat dari buku teks hingga tumpukan cucian dan bahkan sisa uang di dalam dompet.
**
kata Imam Syafii:
**
kata Imam Syafii:
Orang
berilmu dan beradab tidak diam di kampung halaman
Tinggalkan
negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah,
kau akan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah,
manisnya hidup terasa setelah berjuang
Farieco Paldona Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar