Selasa, 10 Februari 2015

RASA KU PADA MU

Aroma subuh menyeruak dari lagit-langit kamar mungil ini, suara tilawah Qur’an melantun syahdu mengiringi dingin pagi yang berembun. ya, suara itu dari mesjid berjarak tak jauh dari sini. aku tau, alunan tilawah itu bukan berasal si om garim, dimana suaranya tidak ubahnya seperti suaranya sikomeng, menurutku. Tapi tak lain tak bukan dari sebuah kaset yang diputar berulang-ulang setiap kali waktu Sholat masuk. 

Pelan-pelan ku paksakan mengangkat sebatang tubuh ini. beraaat sekali!, mungkin puluhan anak-anak setan sedang bergelantungan riang dimata dan tubuhku. Segera ku bangkit, kemudian berwudu’. 
Bersujud dipelatran sajadah, melantunkan baik-bait puja dan puji rindu, keluh kesah, segenap rasa yang tak pasti, mengadu dan mengutaran segala kegamangan kepada Sang Maha pendengar.

**
Kembali ku teringat tentang mu yang disana, tentang kesetimbangan atara rasa ku dan rasamu.

Dingin dan sepinya dunia diawal hari ini membuat ku berjibaku bersama sepotong jaket tebal yang kukenakan. segenap dinginnya udara pagi, dengan suhu lingkungan hingga mendekati titik beku aseton, aku masih disini menikmati sang dipengujung malam. 
Bercumbu dengan secangkir Teh yang di ekstrak dengan C02 superkritik kemudian melaju menari-nari diatas screw conveyor, dan perlahan masuk kedalam lambung. berkapasitas seadanya ia berperan sebagai sebuah reactor ideal kontinu didalam tubuh, dengan katalis asam klorida. 

Tapi sungguh apalah daya, aku tidak berminat menghabiskan waktu untuk mempelajari kinetikanya. kalau teringat tentang reactor tiba-tiba terbesit kenangan dalam perpaduan dan iteraksi antara rasa ku dan rasamu beberapa waktu lalu, meski dalam diam. 

Dengan segenap kesetiaan dan kepercayaan sebagai agitatornya, niat karena Allah SWT sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, serta memperkecil waktu tinggal demi aplikasi impian-impian kita.

Aku tau rasa itu harus dalam kendali yang baik, dan berproses sebagaimana mestinya. Sudah kah kau mngerti dalam hal ini, hal dimana  “obsesi karena rasa dihati”? 
Ketika rasa mu yang masih belum menemukan titik kejelasan, kau akan bermandikan keringat berlarian kesana kemari, bekejar-kejaran seperti seorang Engginer kehilangan valve dan sambungan pipa kesayanganya. 

Kau akan banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari kekurang dan kelebihannya. dan kau tau? Pemahaman tentang semua itu penting untuk mencapai kesetimbangan rasa kita. Kau akan menghadapinya walau tak peduli apa yang bakal kau hadapi kelak dikemudian hari, dan kau akan selalu kembali memikirkan rasa itu kala sepi menyerang. 
Seiring waktu setelah kau mendapatnya kau akan menyadari betapa konyolnya hal itu, kemudian tersenyum, melamun dan akhirnya sadar bahwa semuanya sungguh tidak seperti yang dibayangkan.

Pagi ini masih terasa begitu sangat dingin sekali, dengan keadaan semacam ini aku berharap dapat memberi keuntungan bagi kelangsungan proses rasa kita. Dimana proses tersebut butuh dua atau tiga tahap lagi untuk mencapai steady state. 
Lain hal, kita harus siap siaga akan terjadi semacam gangguan-gangguan yang terukur maupun yang tidak terukur, mungkin saja dari orang-orang sekitar kita. 

Maka kita harus siap dengan metode pengandalian diri yang mumpuni agar kita tetap berada pada jalur yang baik dan jalur yang kita impikan bersama. Dan tentu saja jangan sekali-kali memncoba untuk mengecewakan sang Maha pencipta Kodrat.

Bejuanglah kau yang ku rindu, menjaga rasa mu sebelum ku datang menjemput. Dekaplah rasa itu dalam balutan niat mu Karena-Nya. marilah kita berbagi panas rindu dalam doa nan iklas, aku tak peduli apakah itu konduksi, konveksi bahkan radiasi. Karena entah kenapa aku percaya karena tampa pertukaran panas rindu dalam doa, proses kita akan pudar kemudian secara perlahan merlambat dan akhirnya berhenti.

Wahai kau yang ku rindu, kau tahu? rasa ini ada hubungannya dengan zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh otak kita? Barangkali aku lebih mengangap itu adalah “kotak mesin”, dimesin itu lah bercokol semua perasan dan emosi kita. 
Dan otak itulah yang mengirimkan sinyal ke tubuh, hingga kau merasakan semua yang menyangkut suka duka dalam jatuh cinta dan segenap apa yang kau rasakan. 

Maka sekali lagi aku inggatkan, berjuanglah untuk mnegendalikan rasa itu. jaga lah kualitasnya sebelum datang waktunya. Dan tentu saja kualitas itu akan menjadi parameter penting dalam proses dimana ia hendak  berlabuh suatu saat nanti.

Bisa saja karena Pheromones, hingga kita bisa merasakan hal yang sama. hasil dari penelitian Pheromones adalah salah satu hormon kebahagiaan yang bertanggung jawab atas gejolak perasaan manusia ketika jatuh cinta. dengan hormon itu kita jadi sering memikirkan satu sama lain, dan jangan heran kika kau akan sering melamun. 

Jangan mengkhawatirkan hal ini, karena percayalah dengan keyakinan kepada-Nya semua ini bisa dikendalikan :)

Wahai kau yang disana,

Aku tak peduli apa kata Perry. Mc Cabe, GeanKoplis, Smith, Brownell maupun si pak tua Van Ness tentang design rasa kita,
 
Biarlah kita merancang sendiri, 

Seberapa tinggi dan seberapa besar kapasitas kolom destilasi kita. 

Seberapa tebal flanges kita.

Jikalau cost estimation-nya cocok dan sesuai, 

Maka aku akan membuatmu sekokoh Cooling Tower,

Seanggun Evaporator yang berstandar, 

dan secantik continuous stirret tank reactor.

Rasa cinta itu adalah energi. energi cinta itu kekal, tidak hilang. hanya saja akan berubah dari satu bentuk kebentuk lainnya, karena akan selalu ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhinya dalam jangka waktu tertentu.   

Dan yakinlah tentang rasa ini, bahwa pentrasformasi energi cinta itu adalah pernikahan. Sungguh.

Sekali lagi, yaitu “Pernikahan”.

**
Di pagi ini udara semangat baru menyapa, selesai menyisir rambut dan bergaya didepan kaca. kini saatnya berangkat kerja, mengais rezeki dan tentu saja demi perwujudan rasa ku padamu :-).





Farieco Paldona Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar