Aroma
subuh menyeruak dari lagit-langit kamar mungil ini, suara tilawah Qur’an
melantun syahdu mengiringi dingin pagi yang berembun. ya, suara itu dari mesjid
berjarak tak jauh dari sini. aku tau, alunan tilawah itu bukan berasal si om garim, dimana suaranya tidak ubahnya
seperti suaranya sikomeng, menurutku.
Tapi tak lain tak bukan dari sebuah kaset yang diputar berulang-ulang setiap
kali waktu Sholat masuk.
Pelan-pelan ku paksakan mengangkat sebatang tubuh ini.
beraaat sekali!, mungkin puluhan
anak-anak setan sedang bergelantungan riang dimata dan tubuhku. Segera ku bangkit,
kemudian berwudu’.
Bersujud dipelatran sajadah, melantunkan baik-bait puja dan
puji rindu, keluh kesah, segenap rasa yang tak pasti, mengadu dan mengutaran segala
kegamangan kepada Sang Maha pendengar.
**
Kembali
ku teringat tentang mu yang disana, tentang kesetimbangan atara rasa ku dan
rasamu.
Dingin
dan sepinya dunia diawal hari ini membuat ku berjibaku bersama sepotong jaket
tebal yang kukenakan. segenap dinginnya udara pagi, dengan suhu lingkungan
hingga mendekati titik beku aseton, aku masih disini menikmati sang dipengujung
malam.
Bercumbu dengan secangkir Teh yang di ekstrak dengan C02
superkritik kemudian melaju menari-nari diatas screw conveyor, dan perlahan
masuk kedalam lambung. berkapasitas seadanya ia berperan sebagai sebuah reactor
ideal kontinu didalam tubuh, dengan katalis asam klorida.
Tapi sungguh apalah daya, aku tidak berminat menghabiskan waktu untuk mempelajari
kinetikanya. kalau teringat tentang reactor tiba-tiba terbesit kenangan dalam
perpaduan dan iteraksi antara rasa ku dan rasamu beberapa waktu lalu, meski
dalam diam.
Dengan
segenap kesetiaan dan kepercayaan sebagai agitatornya, niat karena Allah SWT
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, serta memperkecil waktu tinggal demi
aplikasi impian-impian kita.
Aku
tau rasa itu harus dalam kendali yang baik, dan berproses sebagaimana mestinya.
Sudah kah kau mngerti dalam hal ini, hal dimana
“obsesi karena rasa dihati”?
Ketika rasa mu yang masih belum menemukan
titik kejelasan, kau akan bermandikan keringat berlarian kesana kemari, bekejar-kejaran
seperti seorang Engginer kehilangan valve dan sambungan pipa kesayanganya.
Kau
akan banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari kekurang dan kelebihannya. dan kau tau? Pemahaman tentang semua itu penting untuk mencapai kesetimbangan rasa
kita. Kau akan menghadapinya walau tak peduli apa yang bakal kau hadapi kelak
dikemudian hari, dan kau akan selalu kembali memikirkan rasa itu kala sepi
menyerang.
Seiring waktu setelah kau mendapatnya kau akan menyadari betapa
konyolnya hal itu, kemudian tersenyum, melamun dan akhirnya sadar bahwa
semuanya sungguh tidak seperti yang dibayangkan.
Pagi
ini masih terasa begitu sangat dingin sekali, dengan keadaan semacam ini aku
berharap dapat memberi keuntungan bagi kelangsungan proses rasa kita. Dimana
proses tersebut butuh dua atau tiga tahap lagi untuk mencapai steady state.
Lain hal, kita harus siap siaga akan terjadi semacam gangguan-gangguan yang terukur
maupun yang tidak terukur, mungkin saja dari orang-orang sekitar kita.
Maka
kita harus siap dengan metode pengandalian diri yang mumpuni agar kita tetap
berada pada jalur yang baik dan jalur yang kita impikan bersama. Dan tentu saja jangan
sekali-kali memncoba untuk mengecewakan sang Maha pencipta Kodrat.
Bejuanglah
kau yang ku rindu, menjaga rasa mu sebelum ku datang menjemput. Dekaplah rasa
itu dalam balutan niat mu Karena-Nya. marilah kita berbagi panas rindu dalam
doa nan iklas, aku tak peduli apakah itu konduksi, konveksi bahkan radiasi.
Karena entah kenapa aku percaya karena tampa pertukaran panas rindu dalam doa,
proses kita akan pudar kemudian secara perlahan merlambat dan akhirnya berhenti.
Wahai
kau yang ku rindu, kau tahu? rasa ini ada hubungannya dengan zat-zat kimia yang
dikeluarkan oleh otak kita? Barangkali aku lebih mengangap itu adalah “kotak mesin”,
dimesin itu lah bercokol semua perasan dan emosi kita.
Dan otak itulah yang
mengirimkan sinyal ke tubuh, hingga kau merasakan semua yang menyangkut suka
duka dalam jatuh cinta dan segenap apa yang kau rasakan.
Maka sekali lagi aku
inggatkan, berjuanglah untuk mnegendalikan rasa itu. jaga lah kualitasnya
sebelum datang waktunya. Dan tentu saja kualitas itu akan menjadi parameter
penting dalam proses dimana ia hendak berlabuh
suatu saat nanti.
Bisa
saja karena Pheromones, hingga kita bisa merasakan hal
yang sama. hasil dari penelitian Pheromones adalah salah satu hormon
kebahagiaan yang bertanggung jawab atas gejolak perasaan manusia ketika jatuh cinta.
dengan hormon itu kita jadi sering memikirkan satu sama lain, dan jangan heran kika kau akan sering melamun.
Jangan mengkhawatirkan hal ini, karena percayalah dengan
keyakinan kepada-Nya semua ini bisa dikendalikan :)
Wahai
kau yang disana,
Aku
tak peduli apa kata Perry. Mc Cabe, GeanKoplis, Smith, Brownell maupun si pak tua
Van Ness tentang design rasa kita,
Biarlah
kita merancang sendiri,
Seberapa
tinggi dan seberapa besar kapasitas kolom destilasi kita.
Seberapa
tebal flanges kita.
Jikalau
cost estimation-nya cocok dan sesuai,
Maka
aku akan membuatmu sekokoh Cooling Tower,
Seanggun
Evaporator yang berstandar,
dan
secantik continuous stirret tank reactor.
Rasa
cinta itu adalah energi. energi cinta itu kekal, tidak hilang. hanya saja akan
berubah dari satu bentuk kebentuk lainnya, karena akan selalu ada faktor-faktor
lain yang akan mempengaruhinya dalam jangka waktu tertentu.
Dan
yakinlah tentang rasa ini, bahwa pentrasformasi energi cinta itu adalah
pernikahan. Sungguh.
Sekali
lagi, yaitu “Pernikahan”.
**
Di pagi ini udara semangat baru menyapa, selesai menyisir
rambut dan bergaya didepan kaca. kini saatnya berangkat kerja, mengais rezeki dan
tentu saja demi perwujudan rasa ku padamu :-).
Farieco Paldona Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar