Sabtu, 10 Januari 2015

PERJALANAN RASA

Semilir angin menyapu redupnya alam disore ini, dipenghujung hari menyapa detik-detik senja disetiap langkah kaki anak manusia.
Dalam lelah, ku ayunkan perlahan tungkai ini seiring rayuan sang senja menyaksikan kesendirianku  menelusuri jalan nan kaku dan bisu ini.

Dibanyak waktu ku, selalu terbayang tentang mu. tentang sebuah rasa, rasa yang belum pantas untuk terucap, bukannya aku tak ingin seperti romantisnya mereka diatas sana, dibawah bangunan tua menawan, saling betatapan, saling bercengkrama, menikmati penghujung sore, di akhir kesibukan hari ini.

***
Dalam hati, aku iri

Dari rindu aku memahami, betapa besar keinginanku bersamamu berbagi

Di pelataran malam, menyapamu dengan lantunan doa-doaku, meski bayanganmu mengusik dalam rindu yang menderu

Dilema ku, tentang suatu masa dimana getaran rasa mu siap dipertemukan dengan rasa ku, aku rindu.
---
Wahai jiwa-jiwa yang diciptakan sempurna oleh Sang Maha Cinta,

Jagalah rasa mu, bersabarlah, simpan sebaik-baik kodratnya.

Biarkan ia bebas menemukan rasa tampa paksa,

Di titik dimana sang Maha Cinta meridhoinya.

***
Derap langkah ku menapaki jalan sepi ini, mereka mengodaku dengan tatapan-tatapan bola mata itu, seakan menghujam tepat di ubun-ubun ku, kearahku aku sang penjaga rasa. 

Pikiran ku kembali ke potongan-potongan persiapan ku, untuk mengutarakan rasa ini. menjadikan bayangan itu nyata, berharap disenja esok tak lagi seperti senja hari ini dan berjalan sendiri dibawah tatapan-tapan mereka yang tak pernah kumengerti.

mengakhiri sepi, menikmati alunan melodi bersamamu, merajut cinta dalam dekapan Ridho-Nya.

***




Farieco Paldona Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar