Semilir angin menyapu redupnya alam disore ini, dipenghujung hari menyapa detik-detik senja disetiap langkah kaki anak manusia.
Dalam lelah, ku ayunkan perlahan tungkai ini seiring rayuan sang senja menyaksikan kesendirianku menelusuri jalan nan kaku dan bisu ini.
Dibanyak waktu ku, selalu terbayang tentang mu. tentang sebuah rasa,
rasa yang belum pantas untuk terucap, bukannya aku tak ingin seperti
romantisnya mereka diatas sana, dibawah bangunan tua menawan, saling
betatapan, saling bercengkrama, menikmati penghujung sore, di akhir
kesibukan hari ini.
***
Dalam hati, aku iri
Dari rindu aku memahami, betapa besar keinginanku bersamamu berbagi
Di pelataran malam, menyapamu dengan lantunan doa-doaku, meski bayanganmu mengusik dalam rindu yang menderu
Dilema ku, tentang suatu masa dimana getaran rasa mu siap dipertemukan dengan rasa ku, aku rindu.
---
Wahai jiwa-jiwa yang diciptakan sempurna oleh Sang Maha Cinta,
---
Wahai jiwa-jiwa yang diciptakan sempurna oleh Sang Maha Cinta,
Jagalah rasa mu, bersabarlah, simpan sebaik-baik kodratnya.
Biarkan ia bebas menemukan rasa tampa paksa,
Di titik dimana sang Maha Cinta meridhoinya.
***
Derap langkah ku menapaki jalan sepi ini, mereka mengodaku dengan
tatapan-tatapan bola mata itu, seakan menghujam tepat di ubun-ubun ku,
kearahku aku sang penjaga rasa.
Pikiran ku kembali ke
potongan-potongan persiapan ku, untuk mengutarakan rasa ini. menjadikan
bayangan itu nyata, berharap disenja esok tak lagi seperti senja hari
ini dan berjalan sendiri dibawah tatapan-tapan mereka yang tak pernah
kumengerti.
mengakhiri sepi, menikmati alunan melodi bersamamu, merajut cinta dalam dekapan Ridho-Nya.
***
Farieco Paldona Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar