assalamualaikum.... hay apa kabar para pembaca setia...? "semoga dalam keadaan sehat selalu ya" :) ..
"Selamat memebaca" ^-*
***
Petang masih menyisakan penat dipundak, mungkin karena
terlalu lama duduk seharian mengikuti aktifitas teori teknik dikelas. Tiga hari
dari hari esok adalah hari libur kami dikantor pusat, ada banyak rencana
teman-teman buat mengisi liburan mereka
kali ini. dari sekian pilihan, saya lebih tertarik mendengar kata “Bromo”. Yap
nama sebuah gunung ter "kecehh"... di Jawa Timur, jelas saya sangat penasaran dengan
nama itu.
Akhir petang itu entah kenapa teman-teman tidak menemukan titik temu
tentang jadi atau tidaknya berangkatan. Alasan utamanya adalah motor yang akan
disewa tidak cukup sebab rencana terlalu mendadak. Alasan lain jumlah kami yang
melebihi ketersediaan motor sewaan, saya mulai lemas atas batalnya keberangkatan
ini.
Malamnya setelah waktu magrib sambil rebahan
melepas rasa penat, dan kembali terbayang tentang Bromo yang gagal berangkat.
Ah mungkin lain kali, mungkin tidak sekarang.
Bagi saya, seorang nan terlahir dari tanah minang Sumatera
Barat yang punya keinginan untuk bisa merasakan berdiri dipuncak gunung bromo
adalah wajar tentunya. Saya selalu kagum dengan keindahan Bromo, atau mungkin
saya terlalu sering ngebaca artikel tentang perjalanan teman-teman disini. baik
dimajalah, Koran, di media sosial, di wab, bahkan di Blogger seperti yang saya
lalukan saat ini.
“Banyak hal yang membuat saya tak berhenti untuk selalu
penasaran tentang perjalanan, tempat-tempat yang baru, dan beragam tipe manusia.
Aku merasakan disetiap tahap itu memiliki Value
tersendiri, antara satu sama lain
memiliki porsi yang berbeda buat dijadikan sebuah cerita dan dokumentasi yang
tak terlupakan sepanjang hidup.”
****
Beberapa waktu berlalu saya yang tengah istirahat, ada
teman yang ngabarin dari Chat Group OJT. Yap… namanya adalah Fiqri, ia adalah
salah satu teman saya cukup bersemangat untuk merasakan dinginnya Bromo. Ia
mengabarkan motor sewaat sudah diperoleh dan dia mengajakin saya untuk bisa
ikut.
“Terus Saya…??? “Ya menolak lah…!!! ” haha…. :D “menolak jika saya
ga boleh ikut” haha.. :D . Okey tampa banyak mikir saya langsung meraih Carrier Orange kesayangan saya, mempersiapkan
segala macamnya. Jacket, pakaian lengkap, sepatu, baju ganti, camera, dan
semacamnya. Malam itu juga tampa perencanaan yang ribet-ribet banget kita berangkat,
bertolak dari Sidoarjo kita akan menuju dataran tinggi yang mungkin banyak
pendaki ataupun backpacker dari Sumatera Barat untuk naik kesini walau hanya
sekali saja hehe, itulah ia Gunung Bromo si cantik yang sering ku pikirkan
hehehe ^-^.
Perjalanan dimulai, Touring
adalah cara kali ini. sepuluh orang kami menggunakan 5 sepeda motor sewaan, malam
itu keberangkatan juga berbarengan dengan rombongan yang lain, jadilah
rombongan gabungan yang cukup banyak, bolehlah kalo mau nyebut ini sebuah
Kompoy mini hehe.
karena nunggu beberapa orang yang terlambat datang buat
ngumpul ditempat yang telah dijanjikan, jam sebelas malam kita baru berangkat.
demi kelancaran perjalanan,salah satu teman bagian depan menggunakan tongkat
lampu polisi sebagai pemberi aba-aba, penunjuk arah dalam gelapnya malam.
Kompoy adalah salah satu cara asik melakukan perjalan yang bisa kamu coba, apa
lagi perjalanan yang akan kamu tempuh itu rutenya jauh serta medan yang tak
normal.
Sesekali hujan menyapa pundak-pundak kami dan menemani
perjalanan kami. Lebih kurang tiga jam perjalanan sepeda motor kita sudah
keluar dari jalan raya, kita sudah memasuki jalan yang membelah pebukitan.
Dalam kelamnya malam mulai terasa suasana pedesaan berbukit dipenuhi
ladang-ladang sayur mayur masyarakat, tercium aroma pertanian dan tanah-tanah
yang subur.
Udara dingin mulai merayu dibalik balik-balik jaket, hawa dingin
ini terasa pasi pada kulit yang kini terlambat merespon, lain dari dinginnya
angin yang seperti menampar mungka saya sejak awal keberangkatan. Sepeda motor
kami satu persatu perlahan melaju naik
ke jalan yang sudah mulai menanjak dan makin menanjak, suaranya makin parau. Dititik
ini sesekali kita akan melihat lereng yang curam ditengah gulitanya malam. tampa
lampu jalanan, medan jalan aspal yang kini tak lagi lebar, semakin menanjak
semaki berhati-hati dan udara semakin dingin.
Tampa terasa kami sudah berada didataran yang cukup untuk
melirik indahnya lampu-lampu rumah penduduk dibawah sana. pepohonan tak lagi
sama, pohon besar-besar sudah menjadi pemandangan baru tahap ini. sesekali saya
naikkan pelipis mata kemudian menengadah kearah langit diatas sana, rupanya ada
bintang-bintang kecil cantik yang diam-diam mengintip perjalanan malam ini.
Setidaknya jika perjalanan ini beneran sampai ke Bromo, bintang itu menjadi
saksinya hehehe.
Pukul empat pagi, kami sampai diarea ketinggian bukit.
dimana disinilah tempat yang umum dimanfaatkan banyak orang buat nungguin waktu
Sunrise yang pas dan bagus. Dan dari sini juga tempat yang paling baik buat
menatap eloknya gunung bromo. Ini lokasi rame banget lho, para pengunjung
berdatangan mungkin dari berbagai macam daerah. Setelah parkiran motor, kami
terus naiki anak-anak tangga tua menuju ke atas mencari posisi nunggin Sunrise
yang paling baik. Dan ternyata bukan main, dilokasi khusus buat pengunjung itu
sudah dipenuhi orang-orang tak ubahnya macam pasar. Penuh sesak, padahal masih
begitu gelap, disela-sela banyaknya orang kami duduk melingkar dipelataran
bebatuan itu. udara dingin masih sangat terasa merasuk hingga kekulit tubuh,
walau baju dan jaket yang saya kenakan tak lagi wajar lapisnya.
Pukul 4:48 wib dari ufuk timur mulai menampakkan segurat
cahaya yang ditunggu-tunggu oleh semua orang disini. perlahan tapi pasti ia muncul dengan menawan, cahaya kuning
keemasan yang masih sangat muda. hanya hitungan detik yang lalu umurnya guratan
cahaya itu. para pengunjung tak henti-hentinya mendokumentasikan moment mahal
itu dari detik perdetiknya, ada yang sibuk ngefoto dan video. Tingkat keindahan
bromo diakuin banyak Negara bisa dilihat dari tingkat jumlah pengunjung orang
luar negeri mendatangi tempat ini.
Nyatanya memang begitu banyak sekali bule disini. Menikmati setiap sudut pesona
negeri ini, termasuk Bromo.
“Assalamualaikum Bromo….” , ya pemandangan alam yang
sedari tadi gelap hitam pekat, tapi kini sang mentari pagi membuka semesta. Gunung
Bromo menyapa didepan mata, menguak bulir-bulir mimpi kecil saya dulu tentang
gunung Bromo, dulu saya hanya bisa lihat dikalender sudut ruangan rumah.
Sungguh cantik ternyata, ini lukisan sang Maha agung yang tak bisa saya
gambarin seperti apa.
Cukup berkabut pagi ini, tapi tidak mengurangi keelokan
salah satu mutiara alam diJawa Timur ini.
Puas berfoto dan mendokumentaskan suguhan alam didepan
mata, perlahan kami turun lagi menuju gunung bromo yang sedari tadi nampak elok
dari kejauhan. Kembali melewati jalan aspal yang tak seberapa lebarnya
berkelok-kelok kokoh diantara lereng terjal, pepohonan pinus menjadi santapan
segar mata kita disesi ini. lama-lama gunung bromo makin dekat makin terasa
pesonanya, “memukau”!!!.
Dibawahnya hamparan padang pasir. Banyak mobil Jib
melintasi padang pasir Bromo. Kendaraan ini betul betul menjadi favorite
disini, sangat cocok dengan medan jalan, kendaraan lainnya juga ada sepeda
motor yang biasa digunakan buat Kross dan yang paling kece adalah kuda. Kuda
sewaan menjadi kesukaan tersendiri bagi banyak kalangan terutama bagi
anak-anak, ibu-ibu dan para wanita yang ingin meyewa kuda dipadang pasir ini.
jalan aspal berakhir ditepi pepasir yang luas, dan sudah mulai terasa panasnya,
pasir yang beterbangan. kita diapit oleh
dataran tinggi yang tak bisa kamu temukan di pulau Sumatera sana kawan.
Gunung bromo tercatat masih aktif dengan ketinggian 2.329
m dpl, letusan terakhir terjadipada tahun 2011. Padang pasir yang luas dan
halus, mempesona. Panas mulai begitu terasa diubun-ubun, kami terus melajukan
sepeda motor yang tersenggal-sengal ban nya saat melewati pepasir yang kadang
dalam.
Kuda menjadi primadona buat para anak-anak yang ingin
naik hingga anak tangga puncak kawah bromo. Umumnya mereka anak-anak dan
ibu-ibu yang ngak kuat buat nanjak. Medan menuju kawah adalah pepasir yang yang
dalam, buat naik kesini kamu bisa milih diantara dua jalur yang ada.
Ada anak
tangga dan ada lereng yang bisa buat ngetrakking. Saya dan rombongan milih yang
jalan lereng pasir, ini tuh jalur yang jika melangkah keatas, kaki kita akan
tenggelam hingga lutut kemudian perlahan-lahan pasir akan menyeret kita kembali
kebawah, ini jalan menyebalkan sebetulnya hahahah… gimana tidak, udah miring,
kaki tengelam dalam pastinya susah buat ngelangkah, terasa berat udah gitu
panasnya juara lagi. Hahaha.
Dan dari atas lereng-lereng kawah paling atas kita bisa
lihat kebawah dengan pemandangan pasir yang subahanallah, keren sekali.
Pengunjung menikmati panasnya jalanan pasir, ramai dan rata-rata kebanyakan
anak muda memeng.
Kami tak lama diatas lereng kawah ini, setelah cukup puas
menatap kecenya hamparan pasir luas hingga kebawah sana, dan mengintip dalamnya
kawah yang masih menyisakan asap-asap balerang yang tak pernah ada kata
berhenti.
Kami turun kembali, dan melanjutkan perjalanan memutari
gunung ini menuju.. Ranu Regulo. Gunung Sumeru.
.........
Bersambung
-Farieco Paldona Putra-
klik gambar untuk memaksimalkan tampilan gambar
Rute perjalanan Sidoarjo-Gunung Bromo
ini kami satu rumbongan kecil masih botak-botak semua nih hehe
sang mentari pagi perlahan membuka semesta
mengabadikan moment mahal ini
rame banget uih...