Senin, 05 Oktober 2020

PLUTHOO

PLUTHOO adalah brand Inovasi yang di membuat hari mu dan pekerjaan mu lebih bernilai ekonomis , efisien dan mampu beradaptasi secara global. Brand PLUTHOO ini di buat oleh Farieco Paldona Putra, Putra asli Minang ini punya visi dan misi yang besar  terhadap masa depan bangsa menjadi lebih baik. Mengedepankan, merangkul anak muda Indonesia untuk bersama-sama berkreatifitas memaksimal potensi untuk memajukan negeri Pertiwi. 

Bersama PLUTHOO siapa saja bisa bekerja sama disini, memasarkan produknya berupa iklan, mendisain logo, perencanaan pemasaran yang menarik, membuat artikel produk yang baik, membuat video promosi yang menarik, video liburan yang menarik, video keluarga menarik  dan bagaimana merancang bisnis lebih efektif efisien. 

Terimakasih, mari berkreativitas dan bergabunglah bersama kami.

PLUTHOO 

Selasa, 26 Mei 2020

Pagi yang mengispirasi

Apa
yang bisa kita lakukan banyak hal tak dapat terjadi sesuai keinginan. Maka teruskan lah berbuat jangan pernah berhenti bak burung yang menghiasi semesta tiap pagi.

Selasa, 05 Mei 2015

JEJAK LANGKAH Episode 10 : "Negeri Hobbit di tanah Indonesia ku"

Terik matahari begitu terasa menyengat diubun-ubun, panas lekang diantara permukaan hamparan pepasir yang luas. Menuruni, menelusuri gunung kawah jalanan pasir yang mungkin sudah jutaan orang melewati tempat ini. panasnya cuaca siang tidak menyurutkan langkah kaki orang-orang berkunjung ke gunung tua ini. Kuda hilir-mudik tiap sebentar, sama halnya mas-mas si pemilik kuda nan tak pernah bosan menawarkan jasanya kepada orang didepannya “kang kudanya kang” cukup empat puluh ribu saja”.

Jasa kuda ini sudah biasa ngantar para pengunjung hingga tangga pertama dikaki gunung kawah, biasanya yang mau naik kuda ini adalah anak-anak dan kaum ibu-ibu yang tak cukup kuat untuk jalan naik keatas. Sepanjang jalan penurunan kita akan disuguhi bau pesing kotoran kuda beserta debu pasir yang menganggu pernafasan dan pandangan (sebaiknya kenakan masker dan dan kaca mata hitam). 

Didataran bawah kita akan makin menemukan keramaian para pengunjung, selain kuda yang bersusun siap di gunakan jasanya, disini juga banyak terdapat mobil Jip-jip berbagai warna, kerennya tetap bikin asik. Dibawah sini juga kamu akal banyak menemukan para pedagang, jual kaos khas Bromo, bunga Ederwais, berbagai macam minuman Es, makanan kecil, bahkan bakso dan sejenisnya, ini tehh Gunung atau Pasar ya?? .. hehe.

Bersama rombongan yang lain kita kembali berkumpul diarea dataran parkir, berbarengan kembali melanjutkan perjalanan menuju Gunung Sumeru. Bersama teman-teman, justru target utama bukanlah puncak gunung Sumeru, tak lain adalah Danau Ranu Kumbolo. Perkiraan waktu cukuplah sekedar untuk meneguk air segar di ranu kumbolo walau tengah malam tak apalah. Sepeda motor kami perlahan-lahan kembali bermain bersama hamparan butiran pasir yang seakan tak berkesudahan ini. melintas diantara angin yang kencang sang terik masih menyengat di hidung dan wajah kami (jadi belang bos haha). 

Melewati pasir juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami semua, kadang pasir yang dalam membuat roda tak mampu menarik beban sepeda motor bebek ini, tak jarang oleng kiri dan kanan, rentan mengalami kecelakaan. Medan pasir seperti ini kudu gas pelan-pelan, kalau tidak ban depan akan membanting secara mendadak, ada diantara rombongan kami motornya oleng kiri dan jatuh. untung saja tidak kenapa-kenapa, sepeda motor kami rata-rata bebek semua huhu, beda lagi ceritanya kalau pakai trecker bro hehe.

Setelah kira-kira satu jam perjalanan kita akan memasuki kawasan padang semak, padang ilalang dan padang tanaman hijau, di kawasan ini secara perlahan kita akan meninggalkan medan pasir. Makin kesini makin menunjukan nuansa bukit-bukit yang indah, bukit hijau lereng yang menawan, ada bunga-bunga yang indah di sisi-sisi jalan yang kami lewati. 

Terus berjalan mengikuti jalan setapak berbatuan sepeda motor kami cukup greget melewati rute ini, tapi seakan tak terasa karena didepan kami pemandangan luar biasa indah. Salah satu dari kami bilang “kawan-kawan inilah yang disebut banyak orang “bukit teletubbies” bukit yang terhampar luas berwarna hijau dan rapi. “Ahhh.. mengagumkan, terimakasih Tuhan”.

Udara panas matahari siang masih meliuk-liuk menjilati mungka-mungka kami, tapi mata masih tetap di hypnotis dengan lukisan alam yang tak bisa diungkapkan dengan bahasa batang pasampan sekalipun. Lereng bukit yang terjal ditumbuhi hijaunya gulma-gulma memukau dan bunga-bunga liar seakan menyapa setiap siapa yang melewati jalan ini. saya sempat terfikir “beneran saya berada di Indonesia”??, serasa bak negeri hobbit yang tak nyata, tapi ini benaran nyata. ya Tuhan ini hanya bagian terkecil dari Indonesia, saya semakin jatuh cinta dengan Negeri ini, selalu penasaran setiap perjalanan, dan semakin jatuh hati pada Indonesia.

Tenang saja agar kalian terpancing untuk memulai perjalanan yang paling menarik dalam hidup kalian, saya akan selalu menampilkan gambar-gambar yang saya abadikan sendiri. saya suguhkan special buat kalian teman-teman pengunjung setia blog ini ^_^.

****
Medan jalan menuju kawasan taman Nasional Bromo Tengger Semeru sudah agak lebih terjal, rute berbatu dan dinding kiri jalan masih cukup tegak. disini sepeda motor kami kembali diuji ketangguhannya. Semakin lama semakin jauh perlahan meniti ketas diantara pohon-pohon dipinggiran bukit. 
Makin kesini alam masih tarus memanjakan mata-mata bagi siapa saja yang sampai hingga kesini, bukit dan padang rumput terhampar luas memperlihatkan pesona alam sesungguhnya batas kaki bukit dan bahkan bukit-bukit itu sendiri. 

Kami sudah sampai dipertigaan kawasan taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dipertigaan ini jika kamu lurus adalah arah menuju Surabaya dan malang, sedangkan ke kiri adalah rute menuju gunung Semeru. Gunung tertinggi di pulau Jawa. 

Angin cukup kencang diantara rerumput ilalang melambai-lambai dipinggiran, konsisten mengikuti dorongan angin. jalan berukuran sedang dan ber aspal satu jalur, menuju dataran tinggi perkampungan Ranu Pane, rute jalan sangat berfariasi, naik turun, kelokan tajam dan tetap saja pohon disisi jalan setia menemani. 

Dari sisi kiri rute ini kita masih dapat melihat hamparan padang rumput dibukit-bukit Teletubbies, disisinya lagi masih terlihat hamparan pasir terlihat guratan jalan setapak yang kita lewati tadi, Keren.

Sekitar 50 menit perjalanan kita akan disambut dengan mekarnya sayur kol, hijau bersusun daun bawang merah, dan rapinya barisan tanaman kentang ditengah pematang ladang disisi kiri kanan jalan. jalan sudah mulai tak ber aspal lagi, rumah penduduk sederhana berjejer dipinggir-pinggir. Terus mengikuti jalan ini, kami semua dari kejahuan disambut oleh sebuah gerbang besi bertuliskan, “selamat datang diwisata Ranu Pane”. Lumajang, Jawa Timur.

Parkiran sepeda motor tak jauh dari sebuah mesjid sederhana, kami menumpang tempat dan waktu untuk istirahat sejenak sekaligus menunaikan sholat jumat. Mata yang masih protes-protes karena kurang tidur kini makin rapuh disiram dinginya air dataran tinggi ini. brrrrrrr…!!!.

Hujan masih menemani perjalanan ini, bersisian dengan ladang sayur dan danau Ranu Pane. Danau ranu pane adalah danau pertama yang bakal kamu temui sebelum naik ke Sumeru, mirip telaga tempat pemancingan lebih tepatnya. Rencana kami untuk naik, minimal hingga ranu kumbolo kami kepoin dah ke warga setempat lansung. Ternyata kita tidak dapat izin buat naik, karena kawasan sumeru sedang ada pemekaran. Pemekaran ini berlangsung hingga beberapa bulan, tujuanya adalah untuk memaksimalkan perkembangan tumbuhan dan hutan disana. Mungkin selama ini hutannya tanaman banyak yang rusak kali ya huhuhu, kasihan.

Setelah melewati hampir setengah pinggiran danau kini kita akan memasuki jalan ke ranu regulo, danau kedua sebelum ranu kumbolo. Dengan alasan tidak dibukanya jalan untuk naik setidaknya kita sampai disini jadilah.
jalan setapak disisi ladang-ladang warga ini sudah begitu umum dilewati orang-orang. buktinya kala kami melewati kawasan ini tetap saja berpas-pasan dengan petani-petani hingga kelompok warga luarkota sedang piknik disekitar pinggiran danau.

Hujan masih setia menetesi kepala-kepala kami, dan sampailah kami didanau Ranu Regulo danau yang cantik dipinggir-pinggirya ada beberapa tenda-tenda pengunjung yang menyempatkan nginap disini.

Di danau ranu regulo ini kami merjumpai sepasang suami istri renta, mereka sedang duduk istirahat dan menjadikan seonggok kayu menjadi unggun api disebuah pondokan kecil, tampa dinding, beralaskan tanah. mereka berteduh disana kala rintik hujan masih cukup membasahi. Kami tak lama disini, puas melihat-lihat danau dibawah rerintik hujan, kami pun bergabung bersama sepasang suami istri itu sedang istirahat sambil membuat unggun api, api unggun cukup menghangatkan kami. mencoba beromunikasi dengan pasangan lanjut usia ini. mereka berbicara dengan lancar, tapi satu pun dari kami tak menegerti karena bahasa yang digunakan bahasa jawa yang tetap saja tak kami pahami. Ngomong sepotong lalu mereka tretawa, kami senyum-senyum binggung kemudian kami juga ikut “cekikikan” walau tak tau itu maksutnya untuk apa…hehe.

Ujan pun tak kunjung betul-betul reda, kami perlahan beranjak balik keperumahan penduduk tepat dimana sepeda motor kami diparkir. Menatap tiap setapak langkah petani desa ini, dipenghujung senja kami pamitan kepada seorang bapak-bapak yang sudah sudi memberi tempat istirahat buat kami semua.

Alam mulai kelam, bersama sepeda motor yang kami gunakan. kami kembali menyusuri jalan aspal diantara ladang sayur warga sekitar, meliuk-liuk indah kadang lereng pebukitan kadang berbentuk jurang tapi disana tetap saja ada hamparan sayur mayur yang mengagumkan.
***

Perjalanan kami selajutnya adalah Batu, kota Malang, kota di Inonesia yang paling terkenal dengan buah Apel ini. di kota Batu nanti kami akan menemuai….. 

Bersambung..

Farieco Paldona Putra,
Batang Pasampan, Solok Selatan 

 klik gambar untuk memaksimalkan tampilan gambar


 

banyak pedagang dibagian bawah gunung kawah



medan yang hanya ada hamparan pasir


selamat datang di surga negeriku, Indonesia


saya tak bisa berkata-kata saat mengabadikan gambar ini, mata saya tersihir

seakan berada di negeri sihir Harry Potter


Indonesiaku surgaku




Bukit teletubbies melihat bukit-bukit ini secara langsung  bikin merinding...  cantik sekali

bukit teletubbies ini di Indonesia lho... saat saya ngambil gambar ini saya hanya bisa ternganga-nganga

dipingir-pingir jalan ada bungga-bunga yang melambai-lambai cantik mengikuti arah angin


hamparan yang sangat luas, masih nampak sisa-sisa jalan yang kami lewati
negeri hobbit di tanah Indonesia ku

masih di bukit teletubbies Indonesia




menatap surganya INDONESIA Terimakasih Tuhan, bantu kami Menjaganya..


gerbang Utama menuju Danau Ranu Pane

Danau Ranu Pane

saya dan teman-teman latar danau Ranu Pane

Danau Ranu Regulo, danau kedua. berketinggian lebih kurang 2100 MDPL suhu minimal -4 - 25 C


masih danau Ranu Pane

ladang sayur penduduk yang bersusun rapi dan cantik

didaerah ini penghasil sayur-sayur segar, pulang dari sini jangan lupa bawah oleh-oleh sayur ya hehe

Senin, 27 April 2015

JEJAK LANGKAH Episode 9 : "Assalamualikum Bromo.."

assalamualaikum.... hay apa kabar para pembaca setia...? "semoga dalam keadaan sehat selalu ya" :) ..

"Selamat memebaca" ^-*

***
Petang masih menyisakan penat dipundak, mungkin karena terlalu lama duduk seharian mengikuti aktifitas teori teknik dikelas. Tiga hari dari hari esok adalah hari libur kami dikantor pusat, ada banyak rencana teman-teman buat mengisi liburan  mereka kali ini. dari sekian pilihan, saya lebih tertarik mendengar kata “Bromo”. Yap nama sebuah gunung ter "kecehh"... di Jawa Timur, jelas saya sangat penasaran dengan nama itu. 

Akhir petang itu entah kenapa teman-teman tidak menemukan titik temu tentang jadi atau tidaknya berangkatan. Alasan utamanya adalah motor yang akan disewa tidak cukup sebab rencana terlalu mendadak. Alasan lain jumlah kami yang melebihi ketersediaan motor sewaan, saya mulai lemas atas batalnya keberangkatan ini. 
Malamnya setelah waktu magrib sambil rebahan melepas rasa penat, dan kembali terbayang tentang Bromo yang gagal berangkat. Ah mungkin lain kali, mungkin tidak sekarang.

Bagi saya, seorang nan terlahir dari tanah minang Sumatera Barat yang punya keinginan untuk bisa merasakan berdiri dipuncak gunung bromo adalah wajar tentunya. Saya selalu kagum dengan keindahan Bromo, atau mungkin saya terlalu sering ngebaca artikel tentang perjalanan teman-teman disini. baik dimajalah, Koran, di media sosial, di wab, bahkan di Blogger seperti yang saya lalukan saat ini.

“Banyak hal yang membuat saya tak berhenti untuk selalu penasaran tentang perjalanan, tempat-tempat yang baru, dan beragam tipe manusia. Aku merasakan disetiap tahap itu memiliki Value  tersendiri, antara satu sama lain memiliki porsi yang berbeda buat dijadikan sebuah cerita dan dokumentasi yang tak terlupakan sepanjang hidup.”
****
Beberapa waktu berlalu saya yang tengah istirahat, ada teman yang ngabarin dari Chat Group OJT. Yap… namanya adalah Fiqri, ia adalah salah satu teman saya cukup bersemangat untuk merasakan dinginnya Bromo. Ia mengabarkan motor sewaat sudah diperoleh dan dia mengajakin saya untuk bisa ikut. 

“Terus Saya…??? “Ya menolak lah…!!! ” haha…. :D “menolak jika saya ga boleh ikut” haha.. :D . Okey tampa banyak mikir saya langsung meraih Carrier Orange kesayangan saya, mempersiapkan segala macamnya. Jacket, pakaian lengkap, sepatu, baju ganti, camera, dan semacamnya. Malam itu juga tampa perencanaan yang ribet-ribet banget kita berangkat, bertolak dari Sidoarjo kita akan menuju dataran tinggi yang mungkin banyak pendaki ataupun backpacker dari Sumatera Barat untuk naik kesini walau hanya sekali saja hehe, itulah ia Gunung Bromo si cantik yang sering ku pikirkan hehehe  ^-^.

Perjalanan dimulai, Touring adalah cara kali ini. sepuluh orang kami menggunakan 5 sepeda motor sewaan, malam itu keberangkatan juga berbarengan dengan rombongan yang lain, jadilah rombongan gabungan yang cukup banyak, bolehlah kalo mau nyebut ini sebuah Kompoy mini hehe. 

karena nunggu beberapa orang yang terlambat datang buat ngumpul ditempat yang telah dijanjikan, jam sebelas malam kita baru berangkat. demi kelancaran perjalanan,salah satu teman bagian depan menggunakan tongkat lampu polisi sebagai pemberi aba-aba, penunjuk arah dalam gelapnya malam. Kompoy adalah salah satu cara asik melakukan perjalan yang bisa kamu coba, apa lagi perjalanan yang akan kamu tempuh itu rutenya jauh serta medan yang tak normal.

Sesekali hujan menyapa pundak-pundak kami dan menemani perjalanan kami. Lebih kurang tiga jam perjalanan sepeda motor kita sudah keluar dari jalan raya, kita sudah memasuki jalan yang membelah pebukitan. Dalam kelamnya malam mulai terasa suasana pedesaan berbukit dipenuhi ladang-ladang sayur mayur masyarakat, tercium aroma pertanian dan tanah-tanah yang subur. 
Udara dingin mulai merayu dibalik balik-balik jaket, hawa dingin ini terasa pasi pada kulit yang kini terlambat merespon, lain dari dinginnya angin yang seperti menampar mungka saya sejak awal keberangkatan. Sepeda motor kami satu persatu  perlahan melaju naik ke jalan yang sudah mulai menanjak dan makin menanjak, suaranya makin parau. Dititik ini sesekali kita akan melihat lereng yang curam ditengah gulitanya malam. tampa lampu jalanan, medan jalan aspal yang kini tak lagi lebar, semakin menanjak semaki berhati-hati dan udara semakin dingin.

Tampa terasa kami sudah berada didataran yang cukup untuk melirik indahnya lampu-lampu rumah penduduk dibawah sana. pepohonan tak lagi sama, pohon besar-besar sudah menjadi pemandangan baru tahap ini. sesekali saya naikkan pelipis mata kemudian menengadah kearah langit diatas sana, rupanya ada bintang-bintang kecil cantik yang diam-diam mengintip perjalanan malam ini. Setidaknya jika perjalanan ini beneran sampai ke Bromo, bintang itu menjadi saksinya hehehe.

Pukul empat pagi, kami sampai diarea ketinggian bukit. dimana disinilah tempat yang umum dimanfaatkan banyak orang buat nungguin waktu Sunrise yang pas dan bagus. Dan dari sini juga tempat yang paling baik buat menatap eloknya gunung bromo. Ini lokasi rame banget lho, para pengunjung berdatangan mungkin dari berbagai macam daerah. Setelah parkiran motor, kami terus naiki anak-anak tangga tua menuju ke atas mencari posisi nunggin Sunrise yang paling baik. Dan ternyata bukan main, dilokasi khusus buat pengunjung itu sudah dipenuhi orang-orang tak ubahnya macam pasar. Penuh sesak, padahal masih begitu gelap, disela-sela banyaknya orang kami duduk melingkar dipelataran bebatuan itu. udara dingin masih sangat terasa merasuk hingga kekulit tubuh, walau baju dan jaket yang saya kenakan tak lagi wajar lapisnya.

Pukul 4:48 wib dari ufuk timur mulai menampakkan segurat cahaya yang ditunggu-tunggu oleh semua orang disini. perlahan tapi pasti ia muncul dengan menawan, cahaya kuning keemasan yang masih sangat muda. hanya hitungan detik yang lalu umurnya guratan cahaya itu. para pengunjung tak henti-hentinya mendokumentasikan moment mahal itu dari detik perdetiknya, ada yang sibuk ngefoto dan video. Tingkat keindahan bromo diakuin banyak Negara bisa dilihat dari tingkat jumlah pengunjung orang luar negeri mendatangi tempat ini. Nyatanya memang begitu banyak sekali bule disini. Menikmati setiap sudut pesona negeri ini, termasuk Bromo. 

“Assalamualaikum Bromo….” , ya pemandangan alam yang sedari tadi gelap hitam pekat, tapi kini sang mentari pagi membuka semesta. Gunung Bromo menyapa didepan mata, menguak bulir-bulir mimpi kecil saya dulu tentang gunung Bromo, dulu saya hanya bisa lihat dikalender sudut ruangan rumah. Sungguh cantik ternyata, ini lukisan sang Maha agung yang tak bisa saya gambarin seperti apa.

Cukup berkabut pagi ini, tapi tidak mengurangi keelokan salah satu mutiara alam diJawa Timur ini. 

Puas berfoto dan mendokumentaskan suguhan alam didepan mata, perlahan kami turun lagi menuju gunung bromo yang sedari tadi nampak elok dari kejauhan. Kembali melewati jalan aspal yang tak seberapa lebarnya berkelok-kelok kokoh diantara lereng terjal, pepohonan pinus menjadi santapan segar mata kita disesi ini. lama-lama gunung bromo makin dekat makin terasa pesonanya, “memukau”!!!.

Dibawahnya hamparan padang pasir. Banyak mobil Jib melintasi padang pasir Bromo. Kendaraan ini betul betul menjadi favorite disini, sangat cocok dengan medan jalan, kendaraan lainnya juga ada sepeda motor yang biasa digunakan buat Kross dan yang paling kece adalah kuda. Kuda sewaan menjadi kesukaan tersendiri bagi banyak kalangan terutama bagi anak-anak, ibu-ibu dan para wanita yang ingin meyewa kuda dipadang pasir ini. jalan aspal berakhir ditepi pepasir yang luas, dan sudah mulai terasa panasnya, pasir yang beterbangan.  kita diapit oleh dataran tinggi yang tak bisa kamu temukan di pulau Sumatera sana kawan.

Gunung bromo tercatat masih aktif dengan ketinggian 2.329 m dpl, letusan terakhir terjadipada tahun 2011. Padang pasir yang luas dan halus, mempesona. Panas mulai begitu terasa diubun-ubun, kami terus melajukan sepeda motor yang tersenggal-sengal ban nya saat melewati pepasir yang kadang dalam.
Kuda menjadi primadona buat para anak-anak yang ingin naik hingga anak tangga puncak kawah bromo. Umumnya mereka anak-anak dan ibu-ibu yang ngak kuat buat nanjak. Medan menuju kawah adalah pepasir yang yang dalam, buat naik kesini kamu bisa milih diantara dua jalur yang ada. 
Ada anak tangga dan ada lereng yang bisa buat ngetrakking. Saya dan rombongan milih yang jalan lereng pasir, ini tuh jalur yang jika melangkah keatas, kaki kita akan tenggelam hingga lutut kemudian perlahan-lahan pasir akan menyeret kita kembali kebawah, ini jalan menyebalkan sebetulnya hahahah… gimana tidak, udah miring, kaki tengelam dalam pastinya susah buat ngelangkah, terasa berat udah gitu panasnya juara lagi. Hahaha.

Dan dari atas lereng-lereng kawah paling atas kita bisa lihat kebawah dengan pemandangan pasir yang subahanallah, keren sekali. Pengunjung menikmati panasnya jalanan pasir, ramai dan rata-rata kebanyakan anak muda memeng. 

Kami tak lama diatas lereng kawah ini, setelah cukup puas menatap kecenya hamparan pasir luas hingga kebawah sana, dan mengintip dalamnya kawah yang masih menyisakan asap-asap balerang yang tak pernah ada kata berhenti.

Kami turun kembali, dan melanjutkan perjalanan memutari gunung ini menuju.. Ranu Regulo. Gunung Sumeru.   

.........
Bersambung

-Farieco Paldona Putra-


klik gambar untuk memaksimalkan tampilan gambar

Rute perjalanan Sidoarjo-Gunung Bromo

ini kami satu rumbongan kecil masih botak-botak semua nih hehe
 
sang mentari pagi perlahan membuka semesta

mengabadikan moment mahal ini


rame banget uih...

 dan kini kecantikannya terpampang didepan mata

 mereka ini jauh-jauh datang demi melihat kecenya Negeri kita kawan

keren ga gaesss..... ??*-*





anak-anak tangga buat turun 
ini penampakan ke arah lembah.. dalem banget

jalan aspal berkelok diantara penurunan tebing

dan perjalanan turun kita sudah disambut dengan kekokohanya gaess :D

 diantara tebing, jalannya penurunan curam..
pelan-pelan boy -_-

setiba di padang pasir
 selamat datang si anak Batang Pasampan hehe
 
 daaaan,,,,, "satuuu"
 
 duaaaaa........
Tigaaaaaaaaaaaaaaaa..........  haha :D


dan kita sampai disini kawan-kawan
 
 akan menjadi cerita hingga nanti-nanti
 kuda menjadi cukup banyak digemari disini
 bule dimana-mana
 area pasir... buat ngetrakking
cukup jauh, butuh kesabaran yang baik
 lereng kawah


 pemandangan kebawah. hamparan lereng pasir yang indah bangettttttt... *-*
 kereenn...
 
 hamparan pasir, luasnya mungki n berpuluh-puluh Kilo Meter